Aksi Pencurian Kerbau Marak di Lumajang, Warga Resah

Kasus Pencurian Hewan Ternak Kembali Resahkan Warga Lumajang

Lumajang, Jawa Timur - Serangkaian kasus pencurian hewan ternak, khususnya kerbau, kembali menghantui masyarakat Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Aksi kejahatan ini menimbulkan keresahan yang mendalam di kalangan peternak lokal, mengingat modus operandi pelaku yang terbilang brutal dan merugikan secara ekonomi.

Kronologi Kejadian

Rentetan kejadian ini bermula pada Agustus 2024, dengan beberapa laporan kasus serupa yang telah ditangani oleh pihak kepolisian setempat. Bahkan, empat orang tersangka sempat diamankan terkait kasus pencurian daging kerbau dengan modus penyembelihan di tempat kejadian perkara (TKP). Namun, kasus serupa kembali terjadi pada Rabu pagi lalu, di mana seekor kerbau ditemukan dalam kondisi mengenaskan, hanya menyisakan tulang belulang, kepala, serta organ dalam seperti usus, paru-paru, dan lambung. Kerbau tersebut diketahui milik Nuryadi (60), seorang peternak asal Desa Bades, Kecamatan Pasirian.

Ironisnya, kejadian serupa kembali menimpa Suwarno (46), warga Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro. Kerbau miliknya ditemukan dalam kondisi serupa, tergeletak di tengah perkebunan tebu di Desa Kertosari, Kecamatan Pasrujambe pada hari Jumat. Suwarno menjelaskan bahwa sehari sebelumnya, ia menempatkan kerbaunya di areal persawahan Desa Kloposawit. Namun, keesokan harinya, hewan ternaknya itu telah raib dari tempat semula. Setelah melakukan pencarian dengan mengikuti jejak kaki kerbau, Suwarno akhirnya menemukan hewan ternaknya tersebut dalam kondisi tidak bernyawa, sekitar 5 kilometer dari lokasi awal.

Respon Kepolisian dan Upaya Investigasi

Mendapati kejadian tersebut, Suwarno segera melaporkannya ke Polsek Candipuro. Pihak kepolisian kemudian melakukan olah TKP dan menduga bahwa pelaku berjumlah lebih dari satu orang. Mereka juga mencurigai adanya keterkaitan antara kasus ini dengan kejadian serupa yang terjadi dua hari sebelumnya. Menurut Kapolsek Pasirian, AKP Lugito, lokasi penyembelihan kerbau berjarak sekitar 5 kilometer dari lokasi pencurian. Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap identitas pelaku dan motif di balik aksi kejahatan ini.

Dampak dan Harapan Masyarakat

Maraknya kasus pencurian kerbau ini tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga menimbulkan rasa trauma dan ketidakamanan di kalangan peternak. Mereka berharap agar pihak kepolisian dapat segera mengungkap dan menangkap pelaku, serta meningkatkan patroli keamanan di wilayah-wilayah rawan pencurian hewan ternak.

Berikut poin penting dalam berita ini:

  • Keresahan Warga: Masyarakat Lumajang, khususnya peternak kerbau, merasa resah dengan maraknya kasus pencurian hewan ternak.
  • Modus Operandi: Pelaku melakukan penyembelihan kerbau di tempat kejadian perkara, meninggalkan sisa-sisa tubuh hewan tersebut.
  • Kerugian Ekonomi: Pencurian ini menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para peternak.
  • Investigasi Polisi: Pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap identitas pelaku.
  • Harapan Masyarakat: Masyarakat berharap agar pelaku segera ditangkap dan keamanan ditingkatkan.

Langkah Antisipasi dan Pencegahan

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang. Peningkatan keamanan mandiri, seperti ronda malam dan pemasangan penerangan di area peternakan, juga dapat menjadi langkah preventif yang efektif.