PDIP Kritik Sikap Jokowi yang Dianggap Menutup Diri dari Megawati dan Para Pendahulu Bangsa

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) melayangkan kritik terhadap Presiden Joko Widodo terkait pernyataannya yang meragukan kemungkinan para mantan presiden Republik Indonesia dapat berkumpul bersama. Pernyataan ini dinilai sebagai indikasi bahwa Jokowi, sapaan akrabnya, terkesan menutup diri dan enggan bersilaturahmi dengan para pendahulunya, terutama Megawati Soekarnoputri.

Mohamad Guntur Romli, seorang politikus PDI-P, mengungkapkan pandangannya terkait hal ini. Menurutnya, keraguan yang diungkapkan Jokowi justru mencerminkan kesadaran atas kesalahan fatal yang telah dilakukannya, yang berujung pada pemecatannya dari keanggotaan partai. Romli menuding Jokowi telah melakukan pelanggaran terhadap Konstitusi, Undang-Undang, dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai. Lebih lanjut, ia menuding Jokowi merusak demokrasi dan supremasi hukum demi kepentingan anak dan keluarganya, serta melakukan pengkhianatan terhadap partai yang telah membesarkannya.

"Karena Jokowi merasa kesalahannya sangat fatal, sehingga harus dipecat dari PDI-P. Pelanggaran kepada Konstitusi, UU dan AD/ART Partai, merusak demokrasi dan supremasi hukum demi kepentingan anak dan keluarga dia, serta pengkhianatan terhadap Partai," tegas Romli.

Romli juga menyinggung masa lalu, di mana Megawati Soekarnoputri membela Jokowi saat dihina dan dimaki-maki dengan sebutan "Jokodok". Megawati, kata Romli, merasa iba karena makian tersebut dinilai sudah keterlaluan. Peristiwa ini kontras dengan situasi saat ini, di mana hubungan antara Jokowi dan Megawati dikabarkan merenggang.

Sebelumnya, Jokowi menyambut baik pertemuan anak-anak para presiden RI dalam acara ulang tahun putra Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo. Pertemuan tersebut diabadikan dalam unggahan foto oleh Yenny Wahid, putri Abdurrahman Wahid (Gus Dur), di media sosial. Dalam foto tersebut, terlihat pula Puan Maharani (anak Megawati Soekarnoputri), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) (anak Susilo Bambang Yudhoyono/SBY), serta Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep (anak Joko Widodo/Jokowi).

"Ya positif, bagus. Putra-putri presiden, rukun-rukun, bagus. Tapi belum tentu orangtuanya," ujar Jokowi saat berada di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (27/3/2025).

Ketika ditanya mengenai kemungkinan pertemuan antara para presiden RI dari masa ke masa dengan Prabowo Subianto, Jokowi menyatakan keraguannya. "Ya, bisa saja. Tapi kelihatannya kok enggak mungkin," katanya.

Di sisi lain, Puan Maharani meyakini bahwa pertemuan serupa dalam rangka silaturahmi sangat mungkin dilakukan oleh para presiden RI. "Insya Allah, tidak ada yang tidak mungkin. Silaturahmi itu selalu akan bisa dilakukan," kata Puan di Gedung DPR RI, Senin (25/3/2025).

Puan mengakui bahwa hingga saat ini belum ada pertemuan yang dihadiri langsung oleh para presiden RI dari masa ke masa. Namun, ia menegaskan bahwa hal tersebut tidak menutup kemungkinan terjadinya pertemuan di masa depan. "Jadi mungkin tidak sekarang, tapi Insya Allah akan terjadi," pungkas Puan.