Krisis Air Bersih Melanda Warga Pengadegan Pasca Banjir Ciliwung

Krisis Air Bersih Melanda Warga Pengadegan Pasca Banjir Ciliwung

Banjir yang melanda wilayah Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Rabu (5/3/2025) menyisakan permasalahan serius: krisis air bersih. Akibat meluapnya Kali Ciliwung, sejumlah rumah warga terendam, mengakibatkan kesulitan akses terhadap sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari. Kondisi ini memaksa warga untuk mengambil langkah-langkah ekstrim demi memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Salah satu warga, Eti, menuturkan terpaksa mencuci peralatan rumah tangganya yang terkena lumpur banjir menggunakan air banjir itu sendiri. "Kalau lumpur enggak dibersihkan, maka akan nempel di barang. Kita bersihin pakai busa pencuci piring aja," ujarnya kepada wartawan. Meskipun menyadari risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan, ketiadaan akses air bersih membuatnya terpaksa mengambil tindakan tersebut. Lebih lanjut, Eti juga menjelaskan kesulitannya untuk mandi, yang akhirnya ia lakukan di rumah tetangga yang tidak terdampak banjir.

Sementara itu, Kartini, warga lainnya, mengungkapkan kekurangan air minum yang semakin memprihatinkan, terutama di bulan Ramadhan. "Cuma dikasih air gelas, kalau bisa dikasih lebih karena kan pas puasa jadi butuh buat sahur dan buka," keluhnya. Kartini dan keluarganya saat ini mengungsi di GOR Pancoran, menunggu banjir di rumahnya surut.

Pemerintah Kota Jakarta Selatan merespon situasi darurat ini dengan mengerahkan dua pompa portabel untuk mengalirkan air banjir dari kawasan Pengadegan ke Kali Ciliwung. Dua pompa tersebut memiliki kapasitas masing-masing 250 meter kubik (m3) dan 500 m3, didukung oleh empat personel petugas Sumber Daya Air (SDA) dan dua orang perbantuan. Upaya ini diharapkan dapat mempercepat surutnya genangan air dan memulihkan akses air bersih bagi warga.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, hingga pukul 14.00 WIB, empat Rukun Tetangga (RT) di Pengadegan terendam banjir dengan ketinggian mencapai 150 sentimeter. Secara keseluruhan, sebanyak 30 RT di Jakarta terdampak banjir. Kejadian ini menyoroti pentingnya antisipasi dan penanggulangan banjir yang lebih efektif di masa mendatang untuk mencegah krisis serupa terjadi kembali. Selain itu, perlu adanya jaminan akses air bersih bagi warga terdampak bencana sebagai bagian dari upaya pemulihan pascabencana.

Berikut poin-poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Krisis air bersih melanda warga Pengadegan pasca banjir.
  • Warga mencuci peralatan rumah tangga dengan air banjir.
  • Warga kesulitan mandi dan terpaksa numpang mandi di rumah tetangga.
  • Kekurangan air minum, terutama bagi warga yang berpuasa.
  • Pemerintah mengerahkan pompa untuk mengalirkan air banjir.
  • Empat RT di Pengadegan terendam banjir dengan ketinggian 150 cm.
  • 30 RT di Jakarta terdampak banjir.