Aksi Represif Aparat Diduga Hambat Tim Medis Beri Pertolongan pada Demonstran, Warganet Meradang

Gelombang demonstrasi yang menuntut pembatalan revisi Undang-Undang TNI (UU TNI) dan Rancangan Undang-Undang Polri (RUU Polri) di berbagai kota di Indonesia baru-baru ini memicu perdebatan sengit di media sosial. Aksi unjuk rasa yang berujung bentrokan tersebut, sayangnya, diwarnai dugaan tindakan represif aparat keamanan yang menghambat kinerja tim medis dalam memberikan pertolongan kepada para demonstran yang terluka. Insiden ini sontak memicu kemarahan warganet.

Kritik pedas dari warganet bermunculan setelah beredarnya informasi dan video di platform media sosial X (sebelumnya Twitter), yang menggambarkan situasi kacau yang terjadi selama aksi demonstrasi pada 27 Maret 2025 di depan Gedung DPR RI dan beberapa daerah lainnya. Unggahan-unggahan tersebut menuding petugas keamanan menghalangi akses tim medis untuk menjangkau dan memberikan pertolongan pertama kepada para demonstran yang membutuhkan bantuan.

Salah satu akun, @barengwarga, memposting video yang menunjukkan dugaan penutupan akses oleh aparat, dengan keterangan yang mempertanyakan alasan petugas menghalangi ambulans. Postingan ini dengan cepat menjadi viral dan memicu ratusan komentar dari warganet yang geram.

Meski demikian, beberapa warganet memberikan klarifikasi terkait video tersebut. Akun @allnew_dikta misalnya, menjelaskan bahwa ambulans sempat ditempatkan di bawah flyover karena polisi sedang memukul mundur massa aksi di depan. Akses ambulans sempat tertutup karena jalanan di belakang juga macet. Namun, ia menambahkan, polisi kemudian membuka akses ambulans ke arah Gedung DPR RI dalam waktu kurang dari lima menit, disertai bukti foto di lokasi.

Terlepas dari klarifikasi tersebut, sorotan tajam juga ditujukan pada tindakan aparat keamanan yang diduga melakukan pemeriksaan tas tim medis. Tindakan ini dinilai berlebihan dan bertentangan dengan prinsip perlindungan terhadap tenaga medis dalam situasi konflik atau demonstrasi.

Beberapa warganet mengungkapkan kekecewaannya melalui cuitan-cuitan pedas:

  • Akun @mesedina menulis bahwa tim medis seharusnya tidak boleh disentuh dan menyayangkan tindakan aparat yang dinilai represif.
  • Akun @AlexanderOscar5 bahkan menyebut tindakan menghalangi tim medis sebagai "KEJAHATAN terhadap KEMANUSIAAN."
  • Akun @jorgianaaa menceritakan pengalamannya diinterogasi polisi meskipun sudah mengenakan atribut paramedis yang jelas.
  • Akun @MuhammadIhsanYu mengingatkan bahwa tindakan aparat melanggar Konferensi Jenewa yang melindungi tim medis. Ia juga menyebut beberapa sarana pendukung medis rusak dan tim medis seharusnya dilindungi, bukan digeledah.

Insiden ini memicu perdebatan luas tentang batas-batas tindakan aparat keamanan dalam mengamankan demonstrasi, serta pentingnya perlindungan terhadap tenaga medis yang bertugas memberikan pertolongan dalam situasi darurat. Warganet menuntut adanya investigasi terhadap dugaan pelanggaran prosedur oleh aparat dan meminta jaminan perlindungan bagi tim medis yang bertugas di lapangan.