Perbedaan Harga BBM Indonesia dan Malaysia: Faktor Kebijakan dan Daya Beli Masyarakat

Perbedaan Harga BBM Indonesia dan Malaysia: Faktor Kebijakan dan Daya Beli Masyarakat

Menyusul polemik terkait perbedaan harga bahan bakar minyak (BBM) antara Indonesia dan Malaysia yang mencuat pasca terungkapnya kasus korupsi di Pertamina, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, memberikan klarifikasi. Beliau menekankan bahwa perbandingan harga BBM kedua negara tersebut tidaklah tepat dan perlu dikaji secara komprehensif.

Dalam wawancara di program Gaspol! Kompas.com, Sabtu (2 Maret 2025), Sudirman Said menjelaskan bahwa penetapan harga BBM di setiap negara sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah masing-masing. Beliau menuturkan, "Penetapan harga BBM tidak bisa dilepaskan dari kebijakan pemerintah untuk menentukan harga jual kepada masyarakat. Perbandingan langsung antara Indonesia dan Malaysia tidaklah adil karena berbagai faktor, termasuk perbedaan sistem subsidi dan mekanisme penentuan harga yang diterapkan." Beliau menambahkan bahwa ketersediaan BBM yang terjamin merupakan hal yang krusial dan menjadi pertimbangan utama pemerintah dalam mengambil keputusan terkait harga.

Lebih lanjut, Sudirman Said menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia mempertimbangkan daya beli masyarakat dalam menetapkan harga BBM. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah berupaya menyeimbangkan kebutuhan energi nasional dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Meskipun demikian, beliau mengakui bahwa jika dibandingkan dengan pendapatan rata-rata masyarakat, harga BBM di Indonesia tergolong tinggi, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. "Dari sisi pendapatan rata-rata, harga BBM di Indonesia memang relatif mahal bagi masyarakat lapisan bawah," ujarnya.

Sudirman Said menekankan perlunya analisis yang lebih mendalam untuk memahami perbedaan harga BBM antara Indonesia dan Malaysia. Perbedaan ini tidak hanya ditentukan oleh faktor harga minyak dunia, tetapi juga dipengaruhi oleh struktur pajak, subsidi, dan kebijakan distribusi BBM di masing-masing negara. Oleh karena itu, perbandingan harga BBM semata-mata tanpa mempertimbangkan konteks kebijakan dan kondisi ekonomi masing-masing negara dapat menyesatkan dan tidak akurat.

Kesimpulannya, perbedaan harga BBM antara Indonesia dan Malaysia bukanlah sekadar masalah harga jual, melainkan refleksi dari perbedaan kebijakan energi dan kondisi ekonomi masing-masing negara. Perlu diingat bahwa ketersediaan BBM yang cukup dan terjangkau merupakan prioritas utama pemerintah, yang diimbangi dengan pertimbangan daya beli masyarakat.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membandingkan harga BBM antara Indonesia dan Malaysia:

  • Kebijakan Subsidi: Besarnya subsidi BBM yang diberikan oleh pemerintah masing-masing negara.
  • Pajak: Tingkat pajak yang diterapkan pada BBM di kedua negara.
  • Struktur Harga: Cara penetapan harga BBM, termasuk biaya produksi, distribusi, dan margin keuntungan.
  • Pendapatan Per Kapita: Rata-rata pendapatan masyarakat di Indonesia dan Malaysia.
  • Ketersediaan BBM: Pasokan dan distribusi BBM di kedua negara.
  • Kebijakan Pemerintah: Intervensi pemerintah dalam menentukan harga dan kebijakan energi secara keseluruhan.