Peningkatan Jumlah Wisatawan Ancam Pasokan Air Onsen di Jepang: Ureshino dan Niseko Alami Penurunan Drastis

Krisis Air di Sentra Onsen Jepang Akibat Lonjakan Pariwisata

Popularitas pemandian air panas (onsen) di Jepang, yang menarik jutaan wisatawan setiap tahun, kini menghadapi tantangan serius. Beberapa kota yang mengandalkan sumber air panas alami ini melaporkan penurunan signifikan dalam pasokan air, terutama setelah lonjakan pariwisata pasca-pandemi. Situasi ini memicu kekhawatiran di kalangan pejabat lokal dan pelaku industri pariwisata.

Salah satu kota yang paling terdampak adalah Ureshino, yang terletak di Prefektur Saga, Kyushu. Kota ini terkenal dengan onsen berkualitas tinggi yang dikelola oleh puluhan hotel dan penginapan tradisional (ryokan). Meskipun awalnya lebih populer di kalangan wisatawan domestik, Ureshino kini menjadi tujuan favorit bagi wisatawan internasional. Namun, peningkatan tajam jumlah pengunjung telah menyebabkan penurunan permukaan air di sumber-sumber onsen.

Wakil Wali Kota Ureshino, Hironori Hayase, menyatakan bahwa peningkatan jumlah wisatawan telah meningkatkan penggunaan air panas di ryokan dan fasilitas lainnya. Data menunjukkan penurunan ketinggian air rata-rata di sumber air Ureshino hingga mencapai rekor terendah, yakni 39,6 meter pada tahun lalu. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 20% dibandingkan dengan ketinggian 50 meter yang tercatat empat tahun sebelumnya.

Wali Kota Daisuke Murakami menekankan bahwa sumber air masih berkelanjutan, tetapi meminta hotel dan ryokan untuk membatasi penggunaan kamar mandi pribadi, terutama pada larut malam. Permintaan akan onsen pribadi meningkat pesat, terutama di kalangan wisatawan asing yang mungkin merasa tidak nyaman dengan kebiasaan berendam telanjang di onsen umum. Meskipun onsen umum terjangkau, banyak wisatawan bersedia membayar lebih untuk privasi dan kenyamanan di kamar hotel mereka. Peningkatan permintaan ini berdampak langsung pada pasokan air karena lebih banyak air harus dipompa ke kamar-kamar pribadi.

Upaya Pelestarian dan Tantangan Infrastruktur

Pemerintah Kota Ureshino menyadari pentingnya pariwisata bagi perekonomian lokal dan berjanji untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi sumber daya alam ini. Namun, pariwisata bukanlah satu-satunya faktor penyebab penurunan pasokan air. Infrastruktur yang menua, termasuk pipa-pipa berkarat dan fasilitas pompa air yang tidak terawat, juga berkontribusi pada hilangnya air.

Peneliti Akihiro Otsuka dari Institut Penelitian Chuo Onsen menyoroti bahwa banyak area onsen berjuang dengan fasilitas tua yang tidak dirawat dengan baik. Selain itu, ekspansi hotel dan fasilitas yang lebih besar setelah pandemi, dengan lebih banyak pemandian onsen pribadi di kamar-kamar, telah meningkatkan tekanan pada sumber air.

Niseko dan Ginzan Onsen Juga Terdampak

Krisis air tidak hanya terjadi di Ureshino. Niseko, sebuah resor ski populer di Hokkaido, juga mengalami penurunan permukaan air hingga 15 meter dalam tiga tahun terakhir. Sementara itu, Ginzan Onsen di wilayah Yamagata telah mengambil langkah-langkah drastis dengan membatasi akses masuk bagi pengunjung harian selama musim puncak musim dingin untuk mengurangi dampak terhadap penduduk setempat.

Masa Depan Onsen di Jepang

Onsen bukan hanya tempat relaksasi; mereka juga merupakan bagian penting dari budaya dan identitas Jepang. Pemerintah dan pelaku industri pariwisata perlu bekerja sama untuk menemukan solusi berkelanjutan untuk masalah ini. Investasi dalam infrastruktur yang lebih baik, pengelolaan air yang lebih efisien, dan promosi praktik pariwisata yang bertanggung jawab sangat penting untuk memastikan bahwa generasi mendatang dapat terus menikmati manfaat kesehatan dan budaya dari onsen.

Langkah-langkah yang dapat dipertimbangkan meliputi:

  • Peningkatan Infrastruktur: Memperbaiki dan mengganti pipa-pipa tua dan fasilitas pompa air untuk mengurangi kebocoran dan kehilangan air.
  • Pengelolaan Air yang Efisien: Menerapkan teknologi dan praktik pengelolaan air yang lebih baik untuk mengurangi konsumsi air di hotel dan fasilitas lainnya.
  • Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran di kalangan wisatawan dan penduduk setempat tentang pentingnya konservasi air dan mempromosikan praktik pariwisata yang bertanggung jawab.
  • Regulasi yang Lebih Ketat: Menerapkan regulasi yang lebih ketat tentang penggunaan air di onsen dan pemandian pribadi.
  • Diversifikasi Pariwisata: Mengembangkan atraksi dan kegiatan pariwisata alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada onsen.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, Jepang dapat memastikan bahwa onsen tetap menjadi harta alam dan daya tarik wisata yang berkelanjutan untuk tahun-tahun mendatang.