AS Perketat Pembatasan Ekspor Teknologi ke China, Puluhan Perusahaan Masuk Daftar Hitam
AS Perketat Pembatasan Ekspor Teknologi ke China, Puluhan Perusahaan Masuk Daftar Hitam
Pemerintah Amerika Serikat mengambil langkah signifikan dalam upaya membendung kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) di China dengan memperluas daftar hitam ekspor. Departemen Perdagangan AS baru-baru ini memasukkan puluhan perusahaan teknologi China ke dalam daftar tersebut, yang secara efektif melarang perusahaan-perusahaan Amerika untuk memasok barang atau teknologi kepada mereka tanpa izin khusus dari pemerintah.
Biro Industri dan Keamanan (BIS) Departemen Perdagangan AS menambahkan total 80 organisasi ke daftar hitam tersebut, dengan lebih dari 50 di antaranya berasal dari China. Tindakan ini mencerminkan kekhawatiran yang meningkat di Washington mengenai potensi penggunaan teknologi canggih China untuk tujuan militer dan keamanan nasional.
Alasan di Balik Pembatasan
Menurut Departemen Perdagangan AS, perusahaan-perusahaan yang masuk daftar hitam diduga terlibat dalam aktivitas yang bertentangan dengan kepentingan keamanan nasional dan kebijakan luar negeri AS. Beberapa entitas China dituduh mengembangkan AI canggih, superkomputer, dan chip AI berkinerja tinggi yang dapat digunakan untuk keperluan militer.
Selain itu, beberapa perusahaan dicekal karena diduga memasok barang dan teknologi ke entitas yang sudah dikenai sanksi, seperti Huawei dan anak perusahaannya, HiSilicon. Ada juga tuduhan bahwa beberapa entitas China memperoleh barang-barang asal AS untuk mendukung modernisasi militer, sementara yang lain membantu memajukan kemampuan teknologi kuantum.
Reaksi dari China
Kementerian Luar Negeri China dengan keras mengutuk pembatasan ekspor tersebut dan mendesak AS untuk berhenti menggeneralisasi masalah keamanan nasional. Juru bicara kementerian menyatakan bahwa tindakan AS tersebut merupakan penyalahgunaan konsep keamanan nasional dan melanggar prinsip-prinsip ekonomi pasar yang adil.
Dampak yang Lebih Luas
Alex Capri, seorang dosen senior di Universitas Nasional Singapura, berpendapat bahwa pembatasan ekspor ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk membatasi akses China ke teknologi strategis AS. Dia mencatat bahwa perusahaan-perusahaan China seringkali berhasil mengakses teknologi tersebut melalui pihak ketiga dan perantara.
Capri memperkirakan bahwa pejabat AS akan terus meningkatkan operasi pelacakan dan penelusuran yang ditujukan pada penyelundupan semikonduktor canggih yang diproduksi oleh perusahaan seperti Nvidia dan Advanced Micro Devices.
Konteks Persaingan Teknologi
Perluasan pembatasan ekspor ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan dan teknologi. Pemerintahan Trump sebelumnya telah menaikkan tarif terhadap barang-barang China, dan persaingan di bidang teknologi AI semakin intensif.
Munculnya startup AI China seperti DeepSeek, yang menawarkan solusi berbiaya rendah, telah memberikan tekanan pada pesaing-pesaing terkemuka AS yang memiliki biaya yang lebih tinggi.
Pernyataan Pejabat AS
Wakil Menteri Perdagangan AS Jeffrey I. Kessler mengatakan bahwa tindakan tersebut mengirimkan pesan yang jelas bahwa pemerintahan Trump akan mencegah teknologi AS disalahgunakan untuk komputasi kinerja tinggi, rudal hipersonik, pelatihan pesawat militer, dan pesawat tanpa awak (UAV) yang mengancam keamanan nasional.
"Daftar entitas adalah salah satu dari banyak alat ampuh yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan mencekal musuh asing yang berusaha mengeksploitasi teknologi Amerika untuk tujuan jahat," tambahnya.
Daftar Perusahaan yang Terkena Dampak
Berikut adalah beberapa kategori perusahaan dan entitas China yang masuk dalam daftar hitam:
- Pengembang AI canggih
- Produsen superkomputer
- Perusahaan chip AI berkinerja tinggi
- Pemasok ke entitas yang dikenai sanksi (misalnya, Huawei, HiSilicon)
- Entitas yang mendukung modernisasi militer China
- Perusahaan yang memajukan teknologi kuantum
Kesimpulan
Langkah-langkah pembatasan ekspor yang diperketat oleh AS terhadap perusahaan-perusahaan teknologi China merupakan indikasi jelas dari persaingan strategis yang mendalam antara kedua negara. Dampak jangka panjang dari pembatasan ini terhadap inovasi teknologi dan pertumbuhan ekonomi di kedua negara masih harus dilihat. Namun, satu hal yang pasti, persaingan di bidang teknologi, khususnya AI, akan terus menjadi fokus utama dalam hubungan AS-China.