Riau Tingkatkan Kewaspadaan Karhutla: Apel Kesiapsiagaan Digelar Lebih Awal di Dumai

Riau Tingkatkan Kewaspadaan Karhutla: Apel Kesiapsiagaan Digelar Lebih Awal di Dumai

Dumai, Riau - Pemerintah Provinsi Riau bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menggelar apel kesiapsiagaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Dumai, Kamis (27/3/2025). Apel ini menjadi langkah proaktif dalam menghadapi potensi ancaman karhutla yang kerap melanda wilayah tersebut.

Inisiatif apel kesiapsiagaan ini digagas oleh Kapolda Riau, Irjen Pol. Herry Heryawan, sebagai wujud komitmen bersama dalam mencegah dan menanggulangi karhutla secara efektif. Kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur Riau, perwakilan dari berbagai instansi pemerintah, TNI, Polri, tokoh masyarakat, pemerhati lingkungan, serta elemen mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus Riau.

Sinergi dan Komitmen Bersama

Dalam sambutannya, Irjen Pol. Herry Heryawan menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara seluruh pihak dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla. Ia menyampaikan bahwa apel kesiapsiagaan ini merupakan momentum untuk memperkuat komitmen bersama dan meningkatkan koordinasi antar instansi terkait.

"Kegiatan ini adalah wujud nyata upaya kolaboratif yang dipimpin oleh Bapak Gubernur, dengan komitmen bersama untuk mencegah karhutla," tegas Irjen Herry.

Apel kesiapsiagaan diawali dengan penanaman pohon di Kota Dumai sebagai simbol komitmen terhadap rehabilitasi lingkungan. Penanaman pohon ini juga menjadi bagian dari upaya mitigasi dampak buruk karhutla, terutama kabut asap yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan aktivitas ekonomi, bahkan hingga negara tetangga.

Irjen Herry juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Ia menekankan bahwa menanam pohon adalah investasi untuk masa depan anak cucu.

Apresiasi Gubernur Riau

Gubernur Riau, Abdul Wahid, menyampaikan apresiasi kepada Kapolda Riau atas inisiatif penyelenggaraan apel kesiapsiagaan karhutla lebih awal. Ia mengakui bahwa meskipun saat ini masih musim hujan, namun pantauan satelit menunjukkan adanya titik panas (hotspot) di beberapa wilayah Riau, seperti Kabupaten Siak, Bengkalis, dan Kota Dumai. Hal ini menjadi dasar pemilihan Kota Dumai sebagai lokasi apel kesiapsiagaan.

Gubernur Abdul Wahid juga mengakui bahwa penanganan karhutla di Riau masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain:

  • Luasnya wilayah yang sulit dijangkau
  • Keterbatasan sumber air
  • Sarana dan prasarana yang belum memadai

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, aparat penegak hukum, dunia usaha, dan masyarakat dalam mengatasi permasalahan karhutla.

Tantangan Lahan Gambut

Permasalahan karhutla di Riau diperparah dengan luasnya lahan gambut, yang mencapai sekitar 5 juta hektare atau 52% dari total lahan gambut di Pulau Sumatera. Lahan gambut yang kering sangat rentan terbakar, terutama pada musim kemarau. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla di Riau harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.

Filosofi Pohon

Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Riau menyampaikan filosofi pohon sebagai inspirasi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

"Pohon yang kuat memiliki batang yang kokoh untuk bersandar, dahan yang kuat untuk bergantung, daun yang lebat untuk bernaung, dan akar yang kuat untuk bersela," ungkap Irjen Herry.

Filosofi ini mengajak seluruh masyarakat untuk meneladani sifat-sifat pohon dalam membangun ketahanan lingkungan dan keberlanjutan hidup.