Solidaritas Timnas Indonesia: Thom Haye Ungkap Pengorbanan Rizky Ridho di Laga Kontra Bahrain

Bek Timnas Indonesia, Rizky Ridho, menjadi sorotan dalam laga kontra Bahrain bukan hanya karena permainannya yang solid, tetapi juga karena dedikasinya yang tinggi terhadap tim. Gelandang Timnas Indonesia, Thom Haye, membagikan sebuah anekdot yang menggambarkan semangat juang Ridho di menit-menit akhir pertandingan yang menegangkan tersebut.

Dalam siniar The Haye Way, Haye menceritakan momen ketika Ridho mengalami kram yang cukup parah di penghujung pertandingan melawan Bahrain pada tanggal 25 Maret 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Saat itu, Timnas Indonesia tengah berjuang mempertahankan keunggulan 1-0 di bawah tekanan gencar dari tim lawan. Situasi semakin sulit ketika Ridho harus meninggalkan lapangan untuk mendapatkan perawatan medis, sementara jatah pergantian pemain telah habis.

Menyadari situasi krusial yang dihadapi tim, Ridho menunjukkan mentalitas seorang pejuang sejati. Meski masih merasakan sakit akibat kram, ia memaksakan diri untuk kembali ke lapangan, berjalan terpincang-pincang demi memastikan Timnas Indonesia tidak bermain dengan kekurangan pemain.

Namun, di balik pengorbanan tersebut, tersimpan sebuah cerita lucu yang diungkapkan oleh Haye. Ridho, dalam kondisinya yang serba terbatas, sempat melontarkan ide yang menggelitik kepada pelatih.

"Ridho mengalami kram, tetapi ia tetap berusaha kembali ke lapangan. Akhirnya, itu menjadi sangat lucu karena kami tidak bisa melakukan pergantian pemain lagi," ujar Haye dalam siniarnya.

"Dia kemudian berkata, karena kami sudah menempatkan pemain lain di lini belakang untuk mengantisipasi kekurangan pemain, Ridho dari pinggir lapangan berteriak 'Pelatih, saya akan masuk lagi, tetapi mungkin lebih baik jika saya bermain di lini depan saja'."

Ide tersebut, meski terdengar konyol dalam situasi genting, menunjukkan betapa Ridho berusaha mencari cara untuk tetap berkontribusi bagi tim. Ia berpikir bahwa dengan bermain di lini depan, ia masih bisa mengganggu pemain lawan tanpa terlalu berisiko tumbang di lini pertahanan.

"Sepertinya dia berpikir bahwa jika berada di depan, dia masih bisa mengganggu pemain lawan tanpa risiko terjatuh di belakang. Ini menunjukkan karakternya yang luar biasa. Saya rasa dia adalah contoh nyata dari kerja keras dan karakter yang kuat," tambah Haye.

Kisah ini bukan hanya sekadar anekdot lucu, tetapi juga cerminan dari semangat pengorbanan dan dedikasi yang ditunjukkan oleh para pemain Timnas Indonesia. Ridho, dengan segala keterbatasannya, tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi tim, bahkan dengan menawarkan solusi yang tidak konvensional. Semangat seperti inilah yang menjadi modal berharga bagi Timnas Indonesia dalam menghadapi tantangan di masa depan.

Pengorbanan Ridho ini menjadi simbol persatuan dan tekad Timnas Indonesia untuk meraih hasil maksimal di setiap pertandingan. Kisah ini juga menjadi inspirasi bagi para penggemar sepak bola di tanah air, bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan semangat pantang menyerah, tidak ada yang mustahil untuk dicapai.