Strategi Nasional Hidrogen Hijau: IESR Dorong Percepatan Ekosistem Energi Bersih Indonesia

IESR Dorong Pemerintah Percepat Pengembangan Ekosistem Hidrogen Hijau Nasional

Institute for Essential Services Reform (IESR) menyerukan langkah-langkah strategis untuk mempercepat pengembangan ekosistem hidrogen hijau di Indonesia. Inisiatif ini dipandang krusial dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 dan mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan.

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menekankan pentingnya kerangka kerja yang komprehensif. Menurutnya, pemerintah perlu segera merumuskan strategi nasional yang jelas dan peta jalan (roadmap) yang terukur untuk pengembangan hidrogen hijau. Strategi ini akan menjadi panduan jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan transisi energi rendah karbon.

Enam Langkah Strategis Percepatan Hidrogen Hijau

IESR mengidentifikasi enam langkah utama yang perlu diambil pemerintah untuk mempercepat pengembangan hidrogen hijau:

  1. Perumusan Strategi dan Peta Jalan Nasional: Pemerintah harus menyusun strategi nasional yang komprehensif dan peta jalan yang terukur untuk pengembangan hidrogen hijau, sebagai landasan kebijakan jangka panjang dalam transisi energi rendah karbon.
  2. Prioritaskan Kebijakan untuk Daya Saing Harga: Pemerintah perlu menetapkan prioritas kebijakan yang tepat guna meningkatkan daya saing harga hidrogen hijau agar lebih kompetitif dibandingkan sumber energi konvensional.
  3. Dorong Kerjasama Internasional: Pemerintah perlu mendorong kerjasama antarnegara untuk mempercepat transformasi sistem energi dan membuka peluang perdagangan energi rendah karbon.
  4. Target Pengembangan yang Jelas: Pemerintah diharapkan menetapkan target pengembangan hidrogen hijau dalam lima tahun mendatang dengan sasaran peningkatan produksi dan penciptaan pasar, serta target menurunkan biaya produksi hidrogen hijau di bawah 2 dolar AS per kg.
  5. Insentif Fiskal dan Finansial: Pencapaian target harus didukung oleh kerangka kebijakan dan insentif fiskal dan finansial untuk produksi dan pengguna hidrogen hijau.
  6. Pengembangan Teknologi: Meningkatkan daya saing hidrogen hijau bisa dilakukan dengan mengembangkan teknologi produksi yang lebih murah.

Fabby menambahkan bahwa hidrogen hijau menawarkan berbagai manfaat ekonomi, termasuk penciptaan lapangan kerja baru dan peningkatan ketahanan energi nasional. Selain potensi menggantikan peran bahan bakar fosil seperti gas dan batu bara sebagai sumber energi, hidrogen hijau juga berpotensi menjadi komoditas ekspor yang signifikan, sehingga berkontribusi pada peningkatan devisa negara.

Komunitas Hidrogen Hijau Indonesia (KH2I)

Untuk mendukung implementasi Strategi Hidrogen Nasional (SHN) dan menarik investasi di sektor ini, IESR melalui proyek Green Energy Transition Indonesia (GETI) menginisiasi pembentukan Komunitas Hidrogen Hijau Indonesia (KH2I). KH2I bertujuan untuk:

  • Membangun jejaring para ahli dan penggiat hidrogen hijau.
  • Mendorong riset untuk penguatan kebijakan dan regulasi.
  • Mempromosikan aplikasi teknologi produksi hidrogen hijau.
  • Menjembatani kebutuhan informasi pasar antara pelaku bisnis dan pemain hidrogen global.

Manajer Proyek GETI, Erina Mursanti, menyampaikan bahwa KH2I akan berperan penting dalam menghubungkan kebutuhan informasi pasar hidrogen dengan mempertemukan mereka dengan pemain hidrogen global. IESR mengajak semua pihak yang memiliki visi dan komitmen yang sama untuk bergabung dalam KH2I melalui tautan s.id/KomunitasHidrogen.

Inisiatif IESR ini menjadi momentum penting dalam mendorong percepatan pengembangan ekosistem hidrogen hijau di Indonesia. Dengan langkah-langkah strategis yang tepat dan kolaborasi dari berbagai pihak, Indonesia dapat memanfaatkan potensi hidrogen hijau untuk mencapai target NZE 2060 dan mewujudkan masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.