Antisipasi Tsunami di Yogyakarta: BNPB Imbau Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan Tanpa Panik

BNPB Imbau Masyarakat Yogyakarta Waspada Tsunami Tanpa Panik

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi tsunami di wilayah Yogyakarta, khususnya di sekitar underpass Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), menjelang libur Lebaran 2025. Penegasan ini disampaikan untuk meningkatkan kesiapsiagaan, bukan untuk menciptakan kepanikan.

Kepala BNPB, Mayjen Suharyanto, menjelaskan bahwa ancaman tsunami bukanlah kejadian yang spontan, melainkan fenomena alam berulang yang perlu diantisipasi. Merujuk pada pengalaman pahit tsunami Aceh 2004 dan Palu yang memiliki siklus periodik, BNPB mengingatkan masyarakat untuk tidak melupakan sejarah dan selalu siap melakukan evakuasi jika diperlukan.

"Kami tidak bermaksud menakut-nakuti. Ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat," ujar Mayjen Suharyanto di Jakarta, menekankan pentingnya pembelajaran dari sejarah bencana.

Mitigasi Bencana: Strategi dan Persiapan

BNPB bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara rutin menggelar simulasi evakuasi untuk memastikan masyarakat memahami prosedur penyelamatan diri saat terjadi tsunami. Simulasi yang dilakukan di Pandeglang, misalnya, menunjukkan bahwa masyarakat memiliki waktu sekitar 80 menit untuk mencapai tempat aman jika terjadi tsunami setinggi 8 meter.

Mayjen Suharyanto menambahkan bahwa Indonesia telah memiliki berbagai program mitigasi bencana, termasuk program Desa Tangguh Bencana yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana. Selain itu, kerja sama erat antara BMKG dan BNPB dalam mengembangkan sistem peringatan dini tsunami terus diperkuat.

Pendanaan dari Bank Dunia juga dialokasikan untuk mendukung upaya mitigasi bencana di wilayah-wilayah rawan tsunami. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dari dampak buruk bencana.

Potensi Tsunami di Yogyakarta: Fakta dan Himbauan

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, sebelumnya telah menyampaikan bahwa wilayah Kulon Progo memiliki potensi tsunami yang cukup tinggi karena terletak di zona risiko megathrust. Underpass YIA menjadi salah satu titik rawan yang mendapat perhatian khusus karena lokasinya yang berada di bawah permukaan tanah.

"Posisi underpass YIA yang berada di bawah tanah sangat berbahaya bagi masyarakat dan kendaraan yang melintas jika terjadi tsunami," jelas Warjono.

BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi resmi dari BMKG dan BNPB terkait potensi gempa bumi dan tsunami. Masyarakat juga diminta untuk memahami jalur evakuasi dan tempat-tempat aman di sekitar tempat tinggal dan tempat beraktivitas.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap tsunami:

  • Kenali tanda-tanda peringatan dini tsunami: Gempa bumi kuat, air laut surut secara tiba-tiba, dan suara gemuruh dari laut.
  • Ketahui jalur evakuasi dan tempat-tempat aman: Identifikasi jalur evakuasi terdekat dan tempat-tempat yang lebih tinggi yang aman dari terjangan tsunami.
  • Siapkan tas siaga bencana: Tas siaga bencana berisi air bersih, makanan ringan, obat-obatan, pakaian ganti, dan dokumen penting.
  • Ikuti pelatihan dan simulasi evakuasi: Berpartisipasilah dalam pelatihan dan simulasi evakuasi yang diselenggarakan oleh pemerintah atau organisasi terkait.
  • Pantau informasi resmi dari BMKG dan BNPB: Dapatkan informasi terbaru tentang potensi gempa bumi dan tsunami dari sumber-sumber resmi.

Dengan meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan, masyarakat dapat mengurangi risiko dan dampak buruk yang ditimbulkan oleh tsunami.