Solusi Jangka Panjang Atasi Rob Pantura: Kementerian PUPR Andalkan Proyek Jalan Tol
Kementerian PUPR Siapkan Solusi Jangka Panjang Atasi Banjir Rob di Pantura Semarang-Demak dengan Proyek Jalan Tol
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempersiapkan serangkaian proyek jalan tol sebagai langkah mitigasi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir rob yang kerap melanda jalur Pantai Utara (Pantura) Semarang-Demak. Langkah ini diambil menyusul gangguan yang dialami para pengguna jalan, terutama pemudik, akibat banjir rob yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Menteri PUPR, Dody Hanggodo, menjelaskan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan mengenai potensi banjir rob yang akan melanda kawasan Sayung, Demak, selama beberapa hari ke depan, terutama pada sore hingga malam hari. Meskipun dampak banjir rob lebih terasa pada pengendara sepeda motor, Kementerian PUPR berupaya mencari solusi permanen untuk mengatasi masalah ini.
Jalan Tol Sebagai Tanggul Laut: Strategi Mitigasi Banjir Rob
Salah satu solusi jangka panjang yang tengah dikejar oleh Kementerian PUPR adalah pembangunan jalan tol yang terintegrasi dengan fungsi tanggul laut. Dua proyek utama yang menjadi andalan adalah:
- Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 (Kaligawe-Sayung): Proyek ini sedang dalam tahap konstruksi dan dirancang untuk terhubung dengan tanggul laut. Sebagian ruas jalan tol ini bahkan dibangun di atas laut, sehingga dapat berfungsi ganda sebagai jalan dan penahan gelombang.
- Jalan Tol Semarang Harbour: Proyek yang diinisiasi oleh investor swasta ini direncanakan menjadi kelanjutan dari Jalan Tol Semarang-Demak. Selain meningkatkan konektivitas, jalan tol ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pencegahan banjir rob.
Menteri Dody Hanggodo menekankan bahwa pembangunan jalan tol ini membutuhkan waktu sekitar 1-2 tahun untuk penyelesaian. Namun, ia meyakini bahwa proyek ini akan menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi banjir rob di wilayah Pantura Semarang-Demak.
Pemantauan Intensif dan Koordinasi untuk Kelancaran Mudik
Kementerian PUPR menyadari bahwa banjir rob dapat mengganggu kelancaran arus mudik di jalur Pantura Jawa. Oleh karena itu, Command Center Mudik Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga akan melakukan pemantauan intensif selama 24 jam melalui CCTV. Jika terjadi kepadatan lalu lintas di titik-titik rawan banjir rob, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan kepolisian setempat untuk jalan nasional dan dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) terkait untuk jalan tol.
Progres Pembangunan dan Rencana Jalan Tol Semarang Harbour
Per Januari 2025, pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 Kaligawe-Sayung telah mencapai progres fisik sebesar 30,59%. Ditargetkan, ruas ini dapat selesai pada April 2027. Jalan tol ini memiliki total panjang 26,95 km dan terbagi menjadi dua seksi:
- Seksi 1 Kaligawe-Sayung (10,64 km): Berada di atas laut dan terbagi menjadi 3 paket pekerjaan dengan progres yang berbeda-beda.
- Seksi 2 Sayung-Demak (16,31 km): Berada di daratan.
Direktur Jalan Bebas Hambatan Kementerian PUPR, Wilan Oktavian, menjelaskan bahwa Paket 1B terintegrasi dengan tanggul laut, sementara Paket 1C dilengkapi dengan dua kolam retensi untuk menampung air dan dipompa ke Sungai Babon.
Untuk Jalan Tol Semarang Harbour, proyek ini diprakarsai oleh PT Sumber Mitra Jaya dan direncanakan memiliki panjang 20,16 km dengan nilai investasi sekitar Rp 13,3 triliun. Wilan Oktavian menambahkan bahwa proyek ini merupakan kelanjutan dari Semarang-Demak dan berfungsi melindungi kota Semarang dengan tanggul laut serta jalan tol yang terhubung ke jalan utara Jawa.
Rute detail Jalan Tol Semarang Harbour masih dalam proses studi kelayakan (FS) oleh perusahaan terkait.