Kelangkaan Beras SPHP Bulog di Semarang Picu Keprihatinan Pedagang dan Konsumen
Kelangkaan Beras SPHP Bulog di Semarang Picu Keprihatinan Pedagang dan Konsumen
Sejak awal Februari 2025, pasar tradisional di Kota Semarang, khususnya Pasar Karangayu, mengalami kelangkaan beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan oleh Bulog. Ketiadaan beras SPHP, yang selama ini menjadi andalan masyarakat karena harganya yang terjangkau, telah menimbulkan dampak signifikan terhadap pedagang dan konsumen. Para pedagang keluhkan sulitnya memenuhi permintaan konsumen, sementara konsumen harus rela merogoh kocek lebih dalam untuk membeli beras dengan kualitas yang kurang ideal.
Ramia Surati, salah satu pedagang sembako di Pasar Karangayu, mengungkapkan bahwa stok beras SPHP telah habis sejak sebulan yang lalu. "Yang murah sudah nggak ada. Alasannya, saya juga nggak tahu. Padahal banyak yang nyari," ujarnya pada Rabu (5/3/2025). Ia menjelaskan bahwa beras SPHP sebelumnya dijual dengan harga Rp 60.000 per 5 kg, jauh lebih murah dibandingkan beras medium dan premium yang kini dibanderol dengan harga Rp 13.500 hingga Rp 15.500 per kg. Kondisi serupa juga dialami oleh pedagang lainnya, Sugiarti, yang setiap hari dihadapkan pada pertanyaan konsumen terkait ketersediaan beras SPHP tanpa ada kepastian pasokan baru dari Bulog. "Banyak yang nanya tiap hari. Saya bilang belum ada kiriman lagi dari Bulog. Kalau ada, pasti langsung laku karena harganya lebih murah," tuturnya.
Menanggapi kelangkaan ini, Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilisasi Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, Siti Arkunah, menjelaskan bahwa distribusi beras SPHP dari Bulog memang dihentikan sementara. Langkah ini, menurutnya, diambil untuk mendukung penyerapan gabah petani agar harga gabah tetap stabil selama musim panen. "Ini sudah berjalan sebulan, dari Februari sampai sekarang. Kami sudah konfirmasi ke Bulog, katanya nanti akan ada lagi setelah panen," jelasnya. Meskipun demikian, ia memastikan bahwa kelangkaan beras SPHP belum menyebabkan kenaikan harga beras medium dan premium di Kota Semarang. Namun, ia menyarankan untuk melakukan konfirmasi lebih lanjut kepada Bulog terkait kepastian waktu penyaluran beras SPHP kembali.
Situasi ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat Semarang. Kelangkaan beras murah berdampak langsung pada daya beli masyarakat, khususnya mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi. Ketiadaan kepastian pasokan beras SPHP juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi kenaikan harga beras di masa mendatang. Pemerintah daerah dan Bulog diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi kelangkaan ini dan menjamin ketersediaan beras SPHP di pasaran, sehingga stabilitas harga dan akses masyarakat terhadap pangan tetap terjaga.
-
Dampak Penghentian Distribusi:
- Pedagang mengalami penurunan pendapatan akibat minimnya penjualan beras murah.
- Konsumen terpaksa membeli beras dengan harga lebih mahal.
- Potensi peningkatan keresahan sosial akibat kesulitan mendapatkan beras terjangkau.
-
Upaya Pemerintah dan Bulog:
- Penghentian sementara distribusi beras SPHP untuk menyerap gabah petani.
- Belum ada kepastian waktu kembali disalurkannya beras SPHP.
- Diperlukan koordinasi lebih intensif antara pemerintah daerah dan Bulog untuk mengatasi masalah ini.