Pelanggaran di Kuil Kukulcan Berujung Kekerasan: Turis Jerman Jadi Sasaran Amukan Warga Lokal
Insiden di Kuil Kukulcan: Turis Jerman Dianiaya Usai Langgar Aturan
Sebuah insiden memalukan terjadi di Kuil Kukulcan, situs peninggalan Suku Maya yang sakral di Meksiko. Seorang turis asal Jerman menjadi korban amukan warga lokal setelah nekat menaiki tangga kuil tersebut pada Kamis, 20 Maret 2025. Peristiwa ini terekam oleh pengunjung lain, Teresa Arroyo, dan videonya kemudian viral di media sosial.
Kronologi Kejadian
Menurut laporan, turis Jerman tersebut terlihat berlari menaiki tangga piramida kuno setinggi 82 kaki. Tindakannya ini memicu kemarahan warga yang berada di bawah piramida. Teriakan makian seperti "Bodoh" dan "Idiot" menggema di sekitar lokasi.
Petugas keamanan setempat berusaha membujuk turis tersebut untuk turun, namun tidak diindahkan. Setelah mencapai puncak piramida, turis itu dikejar oleh dua petugas keamanan yang mencoba menangkapnya. Akhirnya, dengan bantuan personel dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional (INAH) dan Garda Nasional (GN), turis tersebut berhasil dievakuasi dari area piramida.
Amukan Massa
Saat digiring keluar, sejumlah wisatawan lain yang geram mencoba menyerang turis Jerman tersebut. Anggota INAH dan GN berusaha keras meredakan situasi yang memanas untuk melindungi pelaku dari amukan massa. Insiden ini menunjukkan betapa sensitifnya isu penghormatan terhadap situs-situs budaya bagi masyarakat setempat.
Aturan dan Konsekuensi
Perlu diketahui bahwa menaiki tangga Kuil Kukulcan telah dilarang sejak tahun 2008. Larangan ini bertujuan untuk melindungi nilai sejarah dan budaya situs tersebut. Kuil ini memiliki empat sisi, masing-masing dengan 91 anak tangga. Pelanggaran terhadap aturan ini dapat berakibat pada tindakan hukum dan sosial, seperti yang dialami oleh turis Jerman tersebut.
Kuil Kukulcan menarik banyak wisatawan karena fenomena visual unik yang dikenal sebagai "turunnya ular berbulu". Fenomena ini terjadi saat bayangan matahari menciptakan ilusi seekor ular menuruni tangga piramida, dan menandai datangnya Ekuinoks Musim Semi. Momen ini menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung.
Bukan Insiden Pertama
Sayangnya, insiden turis menaiki tangga Kuil Kukulcan bukan pertama kali terjadi. Pada tahun 2023, seorang turis asal Polandia juga mengalami nasib serupa, dipukuli oleh warga karena melanggar aturan yang sama. Bahkan, turis Polandia tersebut sebelumnya telah memberitahu pihak berwenang bahwa ia akan memasuki area kuil untuk memotret dan mengunggahnya di media sosial.
Insiden ini menjadi pengingat penting bagi para wisatawan untuk selalu menghormati aturan dan adat istiadat setempat saat mengunjungi situs-situs bersejarah dan budaya. Ketidaktahuan atau pengabaian terhadap aturan dapat berakibat pada konsekuensi yang serius, baik secara hukum maupun sosial.
Pelajaran yang Bisa Dipetik
Insiden ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak:
- Bagi wisatawan: Selalu cari informasi mengenai aturan dan larangan yang berlaku di tempat-tempat wisata, terutama situs-situs bersejarah dan budaya. Hormati adat istiadat dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.
- Bagi pengelola tempat wisata: Tingkatkan sosialisasi mengenai aturan dan larangan yang berlaku kepada para wisatawan. Pasang rambu-rambu yang jelas dan mudah dipahami.
- Bagi aparat keamanan: Tingkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran yang terjadi di tempat-tempat wisata.
Diharapkan kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang. Dengan saling menghormati dan memahami, pengalaman berwisata dapat menjadi lebih menyenangkan dan bermakna bagi semua pihak.
Berikut adalah poin-poin penting:
- Insiden pemukulan turis Jerman di Kuil Kukulcan akibat melanggar aturan.
- Larangan menaiki tangga kuil sudah berlaku sejak 2008.
- Insiden serupa pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2023.
- Pentingnya menghormati aturan dan adat istiadat setempat saat berwisata.