Liga Arab Tegaskan Dukungan Rekonstruksi Gaza di Bawah Otoritas Palestina, Hadapi Tantangan Politik Kompleks
Liga Arab Tegaskan Dukungan Rekonstruksi Gaza di Bawah Otoritas Palestina, Hadapi Tantangan Politik Kompleks
Kairo, 5 Maret 2025 – Puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab di Kairo, Mesir, Selasa (4/3/2025) menghasilkan kesepakatan penting terkait rekonstruksi Jalur Gaza. Para pemimpin negara-negara Arab secara resmi menyatakan dukungan penuh terhadap rencana rekonstruksi yang dipimpin oleh Otoritas Palestina (PA). Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap usulan kontroversial Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang sebelumnya menyarankan pengambilalihan Jalur Gaza dan relokasi penduduknya ke negara-negara tetangga, bahkan mengubahnya menjadi sebuah “Riviera Timur Tengah”. Usulan ini telah menuai kecaman luas dari komunitas internasional, termasuk negara-negara Arab.
Dukungan Liga Arab terhadap kepemimpinan PA dalam rekonstruksi Gaza menghadapi rintangan signifikan. Israel, hingga saat ini, tetap menolak keterlibatan PA dalam pemerintahan masa depan wilayah tersebut. Perbedaan pandangan ini menciptakan ketidakpastian yang mendalam mengenai masa depan Gaza. Situasi ini semakin rumit mengingat sejarah hubungan yang tegang antara Israel dan PA, serta penutupan kantor penghubung Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington oleh pemerintahan Trump, yang secara bersamaan meningkatkan dukungan bagi Israel. Dalam menghadapi hambatan politik yang berat ini, KTT Liga Arab meluncurkan “rencana Arab komprehensif” yang menyerukan dukungan internasional untuk proses perdamaian dan pembentukan negara Palestina, meski menghadapi penolakan dari pihak Israel.
Langkah Konkret dan Tantangan yang Dihadapi:
Sebagai wujud nyata komitmen rekonstruksi, KTT Liga Arab juga mengumumkan pembentukan dana perwalian. Dana ini akan dikelola bersama negara-negara donor dan lembaga keuangan internasional untuk membiayai berbagai proyek pembangunan di Gaza. KTT juga menekankan pentingnya persatuan perwakilan Palestina di bawah naungan PLO, organisasi payung yang menaungi PA, namun tidak mencakup kelompok Hamas. Meskipun Hamas menyambut baik rencana tersebut dan pembentukan komite sementara untuk mengawasi bantuan dan rekonstruksi, kepastian mengenai kesediaan Hamas melepaskan kendali atas Gaza masih belum terjawab. Sikap tegas Israel yang menolak keterlibatan Hamas dalam pemerintahan Gaza di masa depan semakin memperumit upaya rekonstruksi.
Peran Mesir dan Diplomasi Regional:
Presiden Mesir, Abdel Fattah El Sisi, dalam pidato pembukaannya, menegaskan komitmen negaranya untuk memastikan warga Palestina tetap berada di tanah air mereka. Meskipun demikian, ia menghindari kritik langsung terhadap usulan kontroversial Trump. Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, menjelaskan rencana selanjutnya untuk mendapatkan dukungan yang lebih luas dari negara-negara Muslim, termasuk melalui pertemuan darurat menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah. Upaya diplomasi intensif ini bertujuan untuk menjadikan rencana rekonstruksi Gaza sebagai inisiatif bersama negara-negara Arab dan dunia Islam.
Kesimpulannya, KTT Liga Arab telah mengambil langkah signifikan dengan menegaskan dukungan terhadap rekonstruksi Gaza di bawah kepemimpinan PA dan membentuk dana perwalian. Namun, realisasi rencana ini masih menghadapi tantangan politik dan diplomasi yang kompleks, terutama terkait peran Israel dan Hamas dalam masa depan Gaza. Keberhasilan upaya rekonstruksi ini sangat bergantung pada kerja sama internasional dan komitmen semua pihak yang terlibat untuk mencapai solusi damai dan berkelanjutan bagi rakyat Palestina.