Antisipasi Lonjakan Sampah Lebaran, Pemkot Bandung Siapkan Strategi Pengelolaan Intensif

Bandung Siaga Hadapi Potensi Lonjakan Sampah Saat Libur Lebaran

Kota Bandung bersiap menghadapi potensi peningkatan volume sampah secara signifikan selama periode libur Lebaran 2025. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, di bawah kepemimpinan Wali Kota Muhammad Farhan, telah menyiapkan serangkaian langkah strategis untuk mengantisipasi dan mengelola lonjakan tersebut.

Faktor Pemicu Lonjakan Sampah

Menurut Wali Kota Farhan, peningkatan volume sampah diperkirakan akan dipicu oleh dua faktor utama: arus mudik yang tinggi ke Kota Bandung dan meningkatnya aktivitas di tempat-tempat hiburan selama libur Lebaran. Kombinasi kedua faktor ini berpotensi meningkatkan populasi di kota Bandung secara signifikan, yang pada gilirannya akan meningkatkan produksi sampah.

"Dua pekan ke depan kita akan menerima arus mudik ke Kota Bandung yang tinggi ditambah dengan kemungkinan tempat hiburan itu menambah jumlah populasi yang sudah pasti menambah sampah. Jadi dua pekan ini Kota Bandung akan terancam pada sampah yang menumpuk," ujar Farhan.

Strategi Pengelolaan Sampah Terpadu

Untuk mengatasi tantangan ini, Pemkot Bandung akan fokus pada:

  • Peningkatan Frekuensi Pengangkutan Sampah: Pemkot akan mengintensifkan pengangkutan sampah dari berbagai titik di kota untuk mencegah penumpukan sampah di ruang publik.
  • Optimalisasi Pengolahan Sampah: Pemkot akan berupaya meningkatkan kapasitas pengolahan sampah, termasuk dengan memaksimalkan penggunaan mesin insinerator yang memanfaatkan teknologi termal untuk menghancurkan sampah.
  • Edukasi Masyarakat: Program edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah dari sumbernya, yaitu rumah tangga, akan diperkuat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengurangi dan memilah sampah.
  • Penegakan Hukum: Pemkot Bandung akan menerapkan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran terkait pengelolaan sampah. Penegakan hukum ini akan dilakukan bersama dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk memastikan efektivitasnya.

Peran Aktif Masyarakat

Selain upaya yang dilakukan oleh Pemkot, partisipasi aktif masyarakat juga sangat penting dalam mengatasi masalah sampah ini. Masyarakat diharapkan dapat menerapkan prinsip Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan (Kang Pisman) dalam pengelolaan sampah sehari-hari.

Program Kang Pisman bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dengan cara:

  • Mengurangi (Kurangi): Mengurangi penggunaan barang-barang sekali pakai dan memilih produk yang ramah lingkungan.
  • Memisahkan (Pisahkan): Memisahkan sampah organik dan anorganik agar dapat diolah secara terpisah.
  • Memanfaatkan (Manfaatkan): Memanfaatkan sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik menjadi barang-barang yang berguna.

"Sisanya kita harapkan bisa diolah oleh masyarakat melalui program Kang Pisman. Ada 400 RW, misal tiap RW sekitar 100 kg, itu sudah bisa menambah pengolahan sebanyak 4 ton," jelasnya.

Tantangan Kapasitas Pengolahan Sampah

Farhan mengakui bahwa kapasitas pengolahan sampah di Kota Bandung saat ini masih terbatas. Dari total 1.200 ton sampah yang dihasilkan setiap hari, baru sekitar 300-400 ton yang dapat diolah. Oleh karena itu, Pemkot terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah, termasuk dengan berinvestasi pada teknologi pengolahan sampah yang lebih modern dan efisien.

Dengan kombinasi strategi pengelolaan yang intensif, edukasi masyarakat, dan penegakan hukum yang tegas, Pemkot Bandung berharap dapat mengatasi potensi lonjakan sampah selama libur Lebaran dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi seluruh warga kota.