Terminal Pulo Gebang Tawarkan Penginapan Subsidi: Solusi Terjangkau Bagi Pemudik Transit

Penginapan Murah Meriah di Terminal Pulo Gebang: Oase Bagi Pemudik yang Transit

Menjelang musim mudik, Terminal Terpadu Pulo Gebang menghadirkan fasilitas penginapan yang sangat terjangkau bagi para penumpang bus. Dengan tarif hanya Rp 15.000 per malam, penginapan ini menjadi solusi praktis bagi pemudik yang membutuhkan tempat istirahat sementara sembari menunggu bus transit atau keberangkatan di pagi hari. Inisiatif ini merupakan wujud komitmen pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya para pemudik.

Komandan Regu Operasional Terminal Terpadu Pulo Gebang, Daryanto, menjelaskan bahwa penginapan ini sangat membantu penumpang yang tiba di terminal pada malam hari atau memiliki jadwal keberangkatan yang baru tersedia di pagi hari. "Tarifnya sangat terjangkau, hanya Rp 15.000. Jika ingin menggunakan kamar mandi, ada tambahan biaya Rp 5.000, jadi totalnya hanya Rp 20.000," ujarnya.

Fasilitas Sederhana, Kenyamanan Utama

Penginapan di Terminal Terpadu Pulo Gebang menyediakan total 25 kamar, yang terbagi menjadi area khusus pria dan wanita. Terdapat 9 kamar untuk pria dan 8 kamar untuk wanita di Gedung A, serta tambahan 8 kamar untuk pria di Gedung C.

Berikut adalah fasilitas yang tersedia di penginapan:

  • Kamar ber-AC
  • CCTV untuk keamanan
  • Dipan dengan kasur
  • Bantal
  • Seprai
  • Stopkontak

Meski sederhana, fasilitas yang disediakan cukup memadai untuk tempat beristirahat sementara. Kebersihan dan keamanan menjadi prioritas utama pengelola terminal.

Subsidi APBD untuk Menjaga Tarif Terjangkau

Kepala Satuan Pelaksana Operasional Terminal Terpadu Pulo Gebang, Hendra Kurniawan, menjelaskan bahwa tarif penginapan yang sangat terjangkau ini dimungkinkan berkat penerapan pola keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sejak tahun 2019. Sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 67 Tahun 2020, tarif sewa kamar ditetapkan sebesar Rp 15.000 per orang per 24 jam.

"Tarif ini ditetapkan oleh gubernur. Kami juga mempertimbangkan daya beli masyarakat yang menggunakan bus. Tujuan kami adalah memberikan pelayanan yang terjangkau dan tidak memberatkan para penumpang," kata Hendra.

Ia menambahkan bahwa pendapatan dari penginapan sebenarnya tidak mencukupi untuk menutupi biaya operasional. Oleh karena itu, biaya operasional penginapan disubsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta.

Testimoni Pengguna: Sangat Membantu dan Nyaman

Keberadaan penginapan murah ini sangat diapresiasi oleh para penumpang bus. Tuti (47), seorang pemudik asal Bukittinggi yang hendak menuju Jombang, Jawa Timur, mengaku sangat terbantu dengan adanya fasilitas ini. Ia tiba di terminal pada malam hari dan harus menunggu bus transit keesokan harinya.

"Dengan Rp 20 ribu sudah termasuk, saya sangat puas. Hanya saja tidak ada selimut," ujarnya.

Tuti mengetahui informasi tentang penginapan ini dari agen bus. Setibanya di terminal, ia dibantu oleh petugas untuk menuju ke lokasi penginapan. "Kasurnya empuk, kamarnya bagus dan nyaman. Dengan Rp 20 ribu sangat worth it. Sangat membantu, terutama bagi orang yang tiba di sini malam dan tidak tahu harus ke mana," tambahnya.

Senada dengan Tuti, Naira (16), seorang pemudik asal Bukittinggi yang hendak menuju Kediri, juga memanfaatkan fasilitas penginapan ini. Ia harus menginap semalam karena bus transit baru berangkat keesokan harinya.

"Saya tidak bisa langsung berangkat karena tiba di sini malam jam 21.00 (WIB)," katanya.

Ini merupakan pengalaman pertama Naira menginap di Terminal Terpadu Pulo Gebang. Ia mengaku senang karena penginapannya bersih, termasuk kamar mandinya. "Seru, senang, nyaman, ada kasurnya sangat empuk, dapat bantal," ujar Naira.