Semarak 'Bi Bi Bi': Tradisi Ramadan Probolinggo Apresiasi Anak-Anak yang Berpuasa Penuh

Semarak 'Bi Bi Bi': Tradisi Ramadan Probolinggo Apresiasi Anak-Anak yang Berpuasa Penuh

Kota Probolinggo, Jawa Timur, memiliki cara unik untuk menyemarakkan bulan Ramadan dan memberikan apresiasi kepada anak-anak yang telah berhasil menjalankan ibadah puasa selama hampir sebulan penuh. Tradisi yang dikenal dengan sebutan "Bi Bi Bi" ini menjadi momen istimewa yang dinanti-nantikan setiap tahunnya.

Setiap tanggal 27 Ramadan, suasana di Gang Mangga dan Gang Priksan, Kelurahan Wiroborang, berubah menjadi riuh dan penuh kegembiraan. Puluhan anak-anak, dari usia belia hingga remaja, berkumpul dengan semangat di depan rumah Ketua RT setempat, siap mengikuti tradisi "Bi Bi Bi". Mereka membawa serta kantong plastik berukuran besar sebagai wadah untuk menampung berbagai makanan ringan dan hadiah yang akan dibagikan.

Tradisi "Bi Bi Bi" ini, secara turun temurun, merupakan bentuk penghargaan kepada anak-anak yang telah berjuang menahan lapar dan haus selama bulan Ramadan. Warga setempat berbondong-bondong menyiapkan aneka jajanan, minuman segar, hingga angpau untuk dibagikan kepada anak-anak yang datang. Suasana semakin meriah ketika anak-anak dengan antusias meneriakkan "Bi Bi Bi" di depan setiap rumah yang siap memberikan hadiah. Sontak, mereka berlarian menghampiri rumah tersebut, berebut untuk mendapatkan bagian.

Tidak hanya anak-anak, para orang tua pun turut serta dalam kemeriahan ini. Sambil menggendong anak-anak mereka yang masih kecil, para orang tua ikut berlarian dan berjuang untuk mendapatkan hadiah dari tradisi "Bi Bi Bi". Meski terlihat lelah, raut wajah mereka memancarkan kebahagiaan karena dapat melihat anak-anak mereka senang mendapatkan banyak jajanan.

Kamalia Nurul Karomah, seorang remaja warga Kelurahan Wiroborang, mengungkapkan kegembiraannya mengikuti tradisi ini. "Tradisi 'Bi Bi Bi' ini merupakan hadiah bagi kami yang telah berpuasa selama 27 hari. Saya berharap tradisi ini terus dilestarikan," ujarnya.

Menurut Sulistiorini, Ketua RT 3, tradisi "Bi Bi Bi" merupakan warisan leluhur yang telah ada sejak ratusan tahun silam. Awalnya, tradisi ini bertujuan memberikan hadiah berupa nasi dengan lauk tahu, tempe, dan mi yang dibungkus daun pisang. Namun, seiring perkembangan zaman, hadiah yang diberikan pun semakin beragam, mulai dari jajanan modern hingga uang.

"Tradisi ini sudah ada sejak zaman nenek moyang kami. Dulu, hadiahnya hanya nasi dengan lauk sederhana. Sekarang, sudah lebih modern dengan jajanan dan uang," jelas Sulistiorini. Ia menambahkan bahwa tradisi ini biasanya digelar pada malam petolekoran, yaitu malam ke-27 bulan Ramadan.

Anak-anak baru berhenti berebut hadiah ketika tidak ada lagi rumah yang berteriak "Bi Bi Bi". Tradisi ini tidak hanya memberikan kebahagiaan kepada anak-anak, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga dan melestarikan budaya lokal yang unik.

Tradisi "Bi Bi Bi" bukan hanya sekadar ajang memperebutkan makanan ringan, tetapi juga merupakan wujud syukur dan kebersamaan dalam menyambut hari kemenangan Idul Fitri. Tradisi ini menjadi simbol kegembiraan dan semangat berbagi di bulan Ramadan, serta menjadi kenangan indah bagi anak-anak yang telah berpuasa penuh.

Berikut adalah beberapa poin penting mengenai tradisi "Bi Bi Bi":

  • Waktu pelaksanaan: Malam ke-27 bulan Ramadan (malam petolekoran)
  • Lokasi: Gang Mangga dan Gang Priksan, Kelurahan Wiroborang, Kota Probolinggo
  • Peserta: Anak-anak dan remaja, serta orang tua yang menggendong anak-anak kecil
  • Aktivitas:
    • Berkumpul di depan rumah Ketua RT
    • Membawa kantong plastik untuk wadah makanan ringan
    • Meneriakkan "Bi Bi Bi" di depan setiap rumah
    • Berebut makanan ringan dan hadiah yang dibagikan
  • Tujuan:
    • Memberikan apresiasi kepada anak-anak yang telah berpuasa penuh
    • Melestarikan tradisi lokal
    • Mempererat tali silaturahmi antarwarga

Tradisi "Bi Bi Bi" adalah cerminan kearifan lokal yang patut dilestarikan. Tradisi ini mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, berbagi, dan syukur atas nikmat yang telah diberikan. Semoga tradisi ini terus hidup dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Ramadan di Kota Probolinggo.