Aksi Koboi Debt Collector di Semarang Gagal, Ibu dan Anak Trauma Akibat Salah Sasaran

Aksi Koboi Debt Collector di Semarang Gagal, Ibu dan Anak Trauma Akibat Salah Sasaran

Semarang, Jawa Tengah - Sebuah insiden memprihatinkan terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Semarang, Jawa Tengah, ketika seorang ibu dan anaknya menjadi korban salah sasaran oleh debt collector. Kejadian ini terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial, memicu kecaman publik dan menyoroti praktik penagihan utang yang meresahkan.

Video yang diunggah oleh akun TikTok @sayangku___ memperlihatkan seorang ibu dan putrinya yang tampak ketakutan saat didatangi oleh sejumlah debt collector di The Park Semarang. Dalam keterangannya, sang ibu mengungkapkan trauma yang dialaminya dan putrinya akibat kejadian tersebut. Mereka merasa terintimidasi oleh kehadiran orang-orang bertubuh besar dan bertato yang mengklaim akan menyita mobil mereka.

"Jujur sebenerna aku trauma, anak perempuanku jg masih trauma sampai sekarang. Siapa yg g ketakutan tiba" didatengin orang gede' bertato bilang mau ambil mobilku karna katanya mobil aku bermasalah dgn pihak mereka," tulisnya.

Ibu tersebut bersikeras menolak menyerahkan mobilnya karena merasa telah membelinya secara tunai. Namun, para debt collector justru menuduhnya menggunakan nomor polisi palsu. Mereka bahkan meminta untuk diperlihatkan BPKB mobil dan mengklaim memiliki surat kuasa untuk melakukan penyitaan. Ibu tersebut kemudian meminta bantuan keluarganya untuk mengirimkan foto BPKB sebagai bukti kepemilikan yang sah.

Merasa belum yakin, para debt collector tersebut memaksa untuk memeriksa nomor rangka kendaraan. Ibu tersebut kemudian meminta bantuan pihak kepolisian untuk memverifikasi nomor rangka mobil sesuai dengan surat kuasa yang dibawa oleh debt collector. Setelah dilakukan pengecekan oleh pihak kepolisian, terungkap bahwa nomor rangka mobil tersebut sesuai dengan dokumen kepemilikan dan tidak bermasalah.

Meski demikian, para debt collector tersebut tetap bersikeras dan ingin memeriksa nomor mesin. Namun, ibu tersebut menolak karena merasa permintaan tersebut di luar kesepakatan awal. Setelah berdebat cukup panjang, para debt collector tersebut akhirnya mengakui kesalahan mereka dan meminta maaf kepada ibu dan anak tersebut.

"Kita mohon maaf. Monggo silahkan ibu bisa jalan lagi," ujar salah seorang debt collector dalam video tersebut.

Insiden ini memicu kemarahan warganet yang mengecam tindakan arogan para debt collector. Banyak yang menuntut agar perusahaan pembiayaan yang menaungi para debt collector tersebut bertanggung jawab atas kejadian ini. Diduga kuat perusahaan pembiayaan tersebut adalah Mandiri Utama Finance.

Kompas.com telah mencoba menghubungi pihak Mandiri Utama Finance untuk mendapatkan klarifikasi terkait kejadian ini, namun hingga berita ini diturunkan, belum ada respons.

Imbauan Bagi Masyarakat

Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap praktik penagihan utang oleh debt collector. Jika merasa tidak memiliki tanggungan kredit atau utang kepada leasing atau bank, jangan melayani pengecekan unit kendaraan oleh debt collector. Jika merasa terancam atau diintimidasi, segera meminta bantuan petugas keamanan atau melaporkan kejadian tersebut ke kantor polisi terdekat.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan jika berhadapan dengan debt collector:

  • Tetap tenang dan jangan terpancing emosi.
  • Tanyakan identitas dan surat tugas debt collector.
  • Periksa surat kuasa dari perusahaan pembiayaan.
  • Jangan menandatangani dokumen apapun tanpa membacanya dengan seksama.
  • Jika merasa terancam, segera hubungi pihak kepolisian.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dan memahami hak-hak mereka dalam menghadapi debt collector. Diharapkan, pihak berwenang dapat menindak tegas praktik penagihan utang yang meresahkan dan merugikan masyarakat.