Komisi X DPR RI Restui Kebijakan Mendikdasmen Terkait Study Tour: Pembelajaran Berbasis Pengalaman Penting Bagi Siswa

Komisi X DPR RI Dukung Kebijakan Study Tour: Pengalaman Langsung Tak Kalah Penting dari Teori di Kelas

Komisi X DPR RI menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti yang tidak melarang sekolah untuk menyelenggarakan study tour. Ketua Komisi X, Hetifah Sjaifuddin, berpendapat bahwa kegiatan study tour memiliki nilai edukasi yang signifikan dalam memperluas wawasan dan pengalaman siswa.

Menurut Hetifah, kurikulum yang berbasis pada pengalaman siswa menuntut adanya pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada guru. Kegiatan study tour, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat, merasakan, dan berinteraksi langsung dengan lingkungan belajar di luar kelas, dinilai sangat efektif dan memberikan kesan mendalam. “Kalau kita itu sekarang menggunakan kurikulum yang berbasis kepada pengalaman anak, ya. Jadi bukan hanya satu arah guru mengajarkan. Sebetulnya pengalaman melalui melihat, merasakan, berkunjung, itu tidak kalah pentingnya dan lebih mengena atau berkesan,” ujarnya.

Politisi dari Partai Golkar ini menekankan bahwa pelarangan study tour secara total justru akan merugikan siswa, terutama dalam hal mendapatkan pengetahuan praktis dan wawasan tambahan. Ia mencontohkan keberadaan museum, perpustakaan nasional, dan berbagai tempat edukatif lainnya yang dapat menjadi tujuan study tour yang memberikan pengalaman berharga bagi siswa. “Jadi kalau kita itu larang semua study tour, itu sebetulnya juga bukan hanya merugikan kesempatan si anak untuk belajar atau mendapat pengetahuan dari praktik, tapi juga bisa mempengaruhi hal-hal lain,” kata Hetifah.

Study Tour Jangan Membebani Orang Tua dan Harus Jadi Bagian Pembelajaran

Meski demikian, Hetifah mengingatkan bahwa penyelenggaraan study tour harus mempertimbangkan kemampuan ekonomi orang tua siswa. Kegiatan ini harus didasarkan pada kesepakatan antara orang tua dan komite sekolah, serta tidak boleh menjadi beban finansial bagi keluarga. Ia juga menekankan pentingnya gotong royong antar orang tua dan pihak sekolah untuk membantu siswa yang kurang mampu agar tetap dapat berpartisipasi dalam study tour.

Selain itu, Hetifah juga menyoroti pentingnya penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) secara efisien dan efektif. Dana BOS dapat dialokasikan untuk mendukung kegiatan study tour yang berkualitas, sehingga memberikan manfaat optimal bagi siswa.

Mendikdasmen Ingatkan Sekolah Utamakan Keselamatan dan Kualitas Transportasi

Sebelumnya, Mendikdasmen Abdul Mu’ti telah menyatakan bahwa pihaknya tidak melarang sekolah mengadakan study tour selama masa liburan. Namun, ia mengingatkan agar sekolah merencanakan study tour dengan matang dan memastikan kegiatan tersebut bermanfaat bagi siswa. “Jangan sampai study tour itu hanya menjadi kegiatan yang rutinitas saja yang kaitan dengan pendidikan itu tidak terlaksana,” ujar Mu’ti.

Mu’ti juga menekankan pentingnya pengawasan oleh guru selama study tour demi keselamatan siswa. Ia meminta sekolah untuk mengecek kelayakan kendaraan bus dan kualitas sopir bus yang digunakan. “Tolonglah dipastikan betul terutama menyangkut mitra transportasinya karena banyak kecelakaan terjadi,” jelas Mu’ti. Ia menyarankan agar sekolah bekerja sama dengan biro transportasi yang berkualitas dan memiliki reputasi baik dalam hal keamanan.

Secara keseluruhan, dukungan Komisi X DPR RI terhadap kebijakan study tour menunjukkan pengakuan atas pentingnya pembelajaran berbasis pengalaman bagi siswa. Dengan perencanaan yang matang, pengawasan yang ketat, dan pertimbangan terhadap kemampuan ekonomi orang tua, study tour dapat menjadi sarana efektif untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman siswa.