Konservasi Air Terpadu: Sub DAS Pusur Jadi Model Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan
Sub DAS Pusur: Laboratorium Konservasi Air dan Kolaborasi Pentaheliks
Ketersediaan air bersih menjadi isu krusial di tengah perubahan iklim dan meningkatnya aktivitas manusia. Lebih dari sekadar kebutuhan konsumsi, air menopang pertanian, industri, dan keseimbangan ekosistem. Di Indonesia, kualitas air menjadi perhatian utama, memerlukan tindakan konservasi yang efektif.
Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur di Klaten-Boyolali, Jawa Tengah, hadir sebagai contoh praktik baik pengelolaan sumber air terpadu. Daerah ini membuktikan bahwa pengelolaan hidrogeologi yang kompleks dapat diwujudkan melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis ilmiah.
Potensi Hidrogeologi dan Pendekatan Berbasis Sains
Kondisi geologis Sub DAS Pusur yang didominasi batuan vulkanik muda dan poros menjadikannya area resapan air tanah yang potensial. Pakar Hidrogeologi UGM, Prof. Heru Hendrayana, menekankan pentingnya memahami karakteristik ini untuk mengoptimalkan konservasi air. Pemetaan area resapan air secara detail menjadi langkah awal untuk memastikan tindakan konservasi tepat sasaran.
Konsep "sabuk mata air" (spring belt) diterapkan untuk mengidentifikasi lokasi mata air yang muncul secara konsisten sepanjang tahun. Dua sabuk mata air utama (SB1 dan SB2) menjadi fokus utama dalam menjaga kualitas air jangka panjang.
Monitoring debit air dan kualitasnya dilakukan secara berkala dengan teknologi Automatic Water Level Recorder (AWLR) pada 70 mata air dan 40 sumur. Upaya ini memastikan tidak ada penurunan kualitas air yang signifikan.
Kekuatan Kolaborasi Pentaheliks
Konservasi air di Sub DAS Pusur melibatkan kolaborasi pentaheliks, yaitu sinergi antara:
- Pemerintah: berperan dalam regulasi, pengawasan, dan implementasi program seperti Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) dan pengendalian pencemaran air.
- Masyarakat: menjaga daerah resapan air dan diedukasi mengenai pentingnya kualitas air tanah. Tindakan sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan memiliki dampak besar.
- Akademisi: berkontribusi dalam penelitian, pemetaan daerah resapan air, dan memberikan solusi berbasis data ilmiah.
- Pelaku Bisnis: perusahaan yang bergantung pada sumber daya air, seperti AQUA, aktif dalam konservasi air.
- Media: mendokumentasikan keberhasilan proyek dan mengedukasi masyarakat.
Peran AQUA dalam Konservasi Air di Sub DAS Pusur
AQUA, melalui kemitraan dengan berbagai pihak di Pusur Institute, menjalankan program konservasi yang komprehensif dari hulu hingga hilir. Program ini bertujuan menjaga ekosistem air tetap lestari dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Wilayah Hulu:
- Penanaman lebih dari 141.000 pohon di Desa Sumbung (mahoni, suren, sengon, cengkih, durian, kakao) untuk menjaga keberlanjutan air tanah dan kelestarian ekosistem.
- Budidaya 1.500 bibit kopi di Desa Sangup dan 2.000 bibit kopi di Desa Mriyan, Boyolali, untuk konservasi dan peningkatan kesejahteraan petani.
- Program pertanian regeneratif untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida.
- Program Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) memberikan insentif bagi petani di kawasan hulu yang aktif menjaga kelestarian lingkungan.
Wilayah Tengah:
- Pengembangan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) seluas 4,6 hektare sebagai kawasan lindung bagi flora dan fauna endemik serta lokasi rumah sumber air AQUA.
- Taman Kehati memiliki lebih dari 200 spesies tanaman dengan populasi mencapai 1.000 tanaman.
- Taman Kehati menjadi pusat edukasi lingkungan bagi masyarakat dan akademisi.
- Dukungan untuk budidaya perikanan dan pertanian berkelanjutan, termasuk pemanfaatan kotoran ternak sebagai biogas.
Wilayah Hilir:
- Program "Revitalisasi Jogo Toya Kamulyan" yang dijalankan oleh Forum Relawan Irigasi (FRI).
- Perbaikan 7.786 meter saluran irigasi dan 22 pintu air.
- Mendorong pertanian regeneratif untuk mengatasi kelangkaan air saat kemarau dan mencegah banjir saat musim hujan.
- Meningkatkan produktivitas pertanian di tujuh desa di Kecamatan Juwiring.
- Penyediaan akses air bersih bagi warga di lima desa sekitar Sub DAS Pusur melalui sistem yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat.
Investasi untuk Generasi Mendatang
Sub DAS Pusur menjadi model inspiratif bagaimana sinergi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku bisnis, dan media dapat menciptakan ketahanan air yang berkelanjutan. Dengan pendekatan berbasis ilmiah dan kebijakan yang tepat, ketersediaan air bersih berkualitas dapat terus terjaga untuk generasi mendatang.
Air adalah warisan berharga yang harus dilestarikan demi masa depan. Kolaborasi dan kepedulian bersama adalah kunci untuk memastikan air bersih tetap tersedia bagi generasi mendatang.