Banjir Bekasi: Renovasi Rumah Bertingkat Jadi Respons Warga Terhadap Banjir Tahunan
Banjir Bekasi: Adaptasi Warga Melalui Renovasi Rumah Bertingkat
Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) di Bekasi kembali dilanda banjir besar. Meskipun genangan air telah surut, banyak warga masih memilih untuk bertahan di pengungsian di halaman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jatiasih. Kejadian ini bukanlah hal yang baru; banjir tahunan telah menjadi realita bagi penduduk PGP, mendorong mereka untuk melakukan adaptasi yang unik dan ekstrem: merenovasi rumah mereka hingga beberapa lantai untuk menghindari dampak banjir yang semakin parah.
Rian Anggraini, salah satu warga yang mengungsi, menjelaskan bahwa renovasi rumah untuk menambah ketinggian bangunan telah menjadi kebiasaan di lingkungannya. "Setiap habis banjir, pasti ada yang menaikkan bangunan rumahnya," ujarnya saat ditemui di pengungsian. Pengalamannya sendiri mencerminkan peningkatan intensitas banjir dari tahun ke tahun. Banjir tahun ini, menurutnya, jauh lebih parah dibandingkan banjir tahun 2020. "Banjir tahun 2020, air baru sampai se dada di lantai dua rumah saya. Sekarang, lantai dua sudah terendam sepenuhnya," tuturnya. Ia menambahkan bahwa sebagai respons atas meningkatnya intensitas banjir, banyak warga yang meningkatkan ketinggian rumah mereka secara signifikan, bahkan hingga mencapai empat lantai. Fenomena ini menggambarkan upaya warga untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang semakin menantang.
Dampak Banjir dan Upaya Penanganan
Banjir yang melanda PGP kali ini mencapai ketinggian 80 sentimeter, mengakibatkan jalan raya tidak dapat dilalui kendaraan. Tim evakuasi sempat kesulitan melakukan penjemputan warga yang terjebak di dalam rumah karena derasnya arus Kali Bekasi. Keadaan ini menyoroti urgensi penanganan banjir secara komprehensif. Wapres Gibran Rakabuming Raka turut meninjau lokasi bencana dan posko pengungsian, menunjukkan perhatian pemerintah terhadap permasalahan ini. Kunjungan tersebut juga digunakan untuk memantau kondisi warga yang terdampak dan mengevaluasi upaya penanganan bencana yang telah dilakukan.
Analisis dan Implikasi
Fenomena renovasi rumah bertingkat sebagai respons terhadap banjir di PGP Bekasi menunjukan adanya ketimpangan antara kapasitas infrastruktur dan perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan intensitas hujan. Meskipun merupakan solusi sementara bagi warga, peningkatan ketinggian rumah bukanlah solusi jangka panjang dan berkelanjutan. Perlu adanya kajian mendalam dan strategi terpadu antara pemerintah, stakeholder terkait dan warga untuk mengatasi permasalahan banjir secara struktural. Hal ini mencakup perbaikan sistem drainase, penataan ruang kota, dan mitigasi bencana yang efektif. Penting juga untuk mempertimbangkan aspek sosial-ekonomi, terutama bagi warga yang mungkin kesulitan membiayai renovasi rumah yang mahal.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Peningkatan infrastruktur: Perbaikan sistem drainase dan pengelolaan sungai menjadi kunci untuk mengurangi risiko banjir.
- Penataan ruang: Pengaturan tata ruang yang mempertimbangkan aspek lingkungan dan mitigasi bencana sangat penting.
- Mitigasi bencana: Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana perlu ditingkatkan.
- Akses terhadap bantuan: Pemerintah perlu memastikan akses yang mudah bagi warga yang membutuhkan bantuan dalam menghadapi bencana.
- Solusi jangka panjang: Dibutuhkan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir secara struktural, bukan hanya solusi sementara seperti renovasi rumah.
Kesimpulannya, banjir di PGP Bekasi bukanlah sekadar peristiwa alam, melainkan cerminan dari kompleksitas masalah perencanaan kota dan perubahan iklim. Respons warga dengan membangun rumah bertingkat menjadi bukti adaptasi yang ekstrim, menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan banjir secara efektif dan menyeluruh.