Kepergian Tragis Murphy: Elang Botak Ikonik Meninggal Dunia Akibat Badai Dahsyat di Missouri
Kepergian Tragis Murphy: Elang Botak Ikonik Meninggal Dunia Akibat Badai Dahsyat di Missouri
Kabar duka menyelimuti dunia konservasi dan para pecinta satwa. Murphy, seekor elang botak jantan yang menjadi ikon di Suaka Burung Dunia (World Bird Sanctuary) di Valley Park, Missouri, ditemukan meninggal dunia pada 15 Maret 2025 setelah badai dahsyat melanda wilayah tersebut. Kepergian Murphy, elang berusia 33 tahun yang dikenal karena dedikasinya yang luar biasa, bahkan terhadap sebuah batu yang diasuhnya, meninggalkan kesedihan mendalam bagi banyak orang.
Kronologi Kejadian
Badai hebat yang menerjang Missouri pada pertengahan Maret lalu bukan hanya membawa petir dan hujan deras, tetapi juga tragedi bagi Murphy. Menurut keterangan dari Suaka Burung Dunia, jasad Murphy ditemukan oleh para pengasuhnya di dalam kandangnya. Hasil pemeriksaan post-mortem menunjukkan adanya trauma di bagian kepala, yang diduga menjadi penyebab kematiannya.
"Kami tidak dapat memastikan secara pasti apakah Murphy mengalami cedera akibat ketakutan dan membentur kepalanya saat mencoba melompat dari dahan, atau apakah angin kencang dan curah hujan lebat turut berkontribusi terhadap cederanya," ungkap pihak suaka dalam pernyataan resminya. Meskipun Murphy telah melewati banyak badai selama bertahun-tahun tanpa masalah, badai kali ini tampaknya menjadi terlalu berat baginya.
Badai tersebut memang membawa dampak yang luas dan merusak. Selain badai petir, wilayah tersebut juga dilanda badai debu dan tornado. Bencana alam ini menyebabkan setidaknya 42 orang tewas di berbagai wilayah, mulai dari Dataran Tinggi hingga Carolina, antara tanggal 14 hingga 16 Maret.
Kisah Heroik Murphy
Murphy memiliki kisah hidup yang unik dan menginspirasi. Ia mengalami cedera permanen pada salah satu sayapnya, sehingga tidak dapat terbang dan harus menghabiskan hidupnya di penangkaran. Namun, keterbatasan fisik tidak menghalanginya untuk menunjukkan naluri keayahannya yang kuat.
Pada tahun 2023, Murphy menjadi sorotan media setelah foto-fotonya viral saat ia dengan tekun mengerami sebuah batu di sarangnya. Perilaku ini sangat tidak biasa bagi elang di penangkaran, dan para pengasuhnya memutuskan untuk memberinya kesempatan untuk berinteraksi dengan anak elang sungguhan.
Murphy kemudian menjadi ayah pengganti yang sukses bagi dua anak elang botak yatim piatu. Ia merawat dan melindungi mereka dengan penuh kasih sayang, membuktikan bahwa ikatan keluarga dapat terbentuk bahkan dalam kondisi yang tidak ideal.
Dampak dan Kenangan
Kepergian Murphy meninggalkan duka mendalam bagi para pengasuhnya, relawan di Suaka Burung Dunia, dan para penggemarnya di seluruh dunia. Ia bukan hanya seekor elang botak, tetapi juga simbol harapan, ketekunan, dan cinta tanpa syarat.
"Murphy akan selalu dikenang karena semangatnya yang pantang menyerah dan dedikasinya yang luar biasa," kata seorang pengasuh di Suaka Burung Dunia. "Kisah hidupnya akan terus menginspirasi kita untuk selalu memberikan yang terbaik, bahkan dalam situasi yang sulit."
Meskipun Murphy telah tiada, kenangan tentang dirinya akan terus hidup dalam hati banyak orang. Kisahnya akan terus diceritakan sebagai contoh tentang kekuatan cinta dan pentingnya perlindungan terhadap satwa liar.
Kondisi Kandang dan Rekan Murphy:
- Kandang Murphy tidak mengalami kerusakan signifikan akibat badai.
- Tiga burung lain yang berbagi kandang dengan Murphy tidak terluka.
- Burung-burung tersebut memiliki akses ke tempat berlindung selama badai.
Tragedi ini menjadi pengingat tentang betapa rentannya satwa liar terhadap perubahan cuaca ekstrem. Badai yang sama diperkirakan telah menyebabkan kematian sekitar 1.000 burung selama badai petir parah di Missouri pada Maret 2020.