Indonesia Klaim Harga Telur Ayam Terendah di Dunia, Surplus Produksi Jadi Kunci
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa harga telur ayam di Indonesia saat ini merupakan yang termurah di dunia, yaitu US$ 1,5 per kilogram atau setara dengan Rp 24.750 per kilogram. Pernyataan ini disampaikan di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, pada Rabu (26/3/2025).
"Bersyukurlah kita terendah kan dunia. (Harga) US$ 1,5/kg, terendah di dunia," tegas Amran.
Klaim harga telur ayam termurah ini didasarkan pada surplus produksi telur ayam dalam negeri. Kondisi ini membuka peluang bagi Indonesia untuk melakukan ekspor telur ayam ke negara lain. Namun, prioritas utama saat ini adalah memenuhi kebutuhan dalam negeri, terutama untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Indonesia (harga) terendah dunia, kita surplus itu kita akan ekspor. Tapi kita memenuhi dulu untuk Makan Bergizi," jelasnya.
Data dari Panel Harga Pangan Nasional milik Badan Pangan Nasional menunjukkan harga telur ayam rata-rata nasional berada di angka Rp 29.399 per kilogram, sedikit di bawah Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 30.000 per kilogram. Namun, harga telur ayam bervariasi di berbagai daerah di Indonesia. Berikut adalah rincian harga telur ayam di beberapa daerah:
- Jakarta: Rp 27.722/kg
- Jawa Barat: Rp 27.660/kg
- Jawa Tengah: Rp 26.893/kg
- Sumatera Selatan: Rp 28.421/kg
- Kalimantan Selatan: Rp 29.793/kg
- Sulawesi Tenggara: Rp 30.359/kg
- Kalimantan Barat: Rp 33.109/kg
- Papua: Rp 35.563/kg
Data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional menunjukkan harga telur ayam ras berada di level Rp 30.400 per kilogram, sementara Info Pangan Jakarta mencatat harga telur ayam ras hari ini adalah Rp 28.714 per kilogram. Data-data ini menunjukkan fluktuasi harga telur ayam di berbagai wilayah dan sumber informasi.
Analisis Lebih Lanjut
Klaim Menteri Pertanian mengenai harga telur termurah di dunia perlu dicermati lebih lanjut dengan membandingkan data harga telur di berbagai negara. Selain itu, perlu dipertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga telur, seperti biaya produksi, rantai distribusi, dan kebijakan pemerintah.
Surplus produksi telur ayam merupakan faktor kunci yang menekan harga telur di Indonesia. Namun, surplus ini juga perlu dikelola dengan baik agar tidak merugikan peternak ayam petelur. Program ekspor telur ayam dapat menjadi solusi untuk menyerap surplus produksi dan meningkatkan pendapatan peternak.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga akan menjadi faktor penting dalam permintaan telur ayam di masa depan. Pemerintah perlu memastikan ketersediaan telur ayam dengan harga yang terjangkau untuk mendukung keberhasilan program MBG.
Fluktuasi harga telur ayam di berbagai daerah menunjukkan adanya disparitas harga yang perlu diatasi. Pemerintah perlu meningkatkan efisiensi rantai distribusi dan memastikan ketersediaan telur ayam di seluruh wilayah Indonesia dengan harga yang stabil.
Secara keseluruhan, industri telur ayam di Indonesia memiliki potensi yang besar. Dengan pengelolaan yang baik, Indonesia dapat menjadi produsen dan eksportir telur ayam yang kompetitif di pasar global, sekaligus memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan harga yang terjangkau.