Krisis Air Bersih Pascabanjir di Kebon Pala: Warga Kesulitan Membersihkan Rumah
Krisis Air Bersih Pascabanjir di Kebon Pala: Warga Kesulitan Membersihkan Rumah
Bencana banjir yang melanda kawasan Kebon Pala, Jakarta Timur, pada Selasa (4/3/2025) meninggalkan dampak signifikan bagi warga setempat, khususnya dalam upaya membersihkan rumah dari endapan lumpur. Minimnya akses air bersih menjadi kendala utama bagi proses pembersihan pascabanjir. Salah satu warga, Endang (53), penghuni Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jatinegara, menuturkan kesulitannya membersihkan rumahnya hingga Rabu (5/3/2025) karena suplai air Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya belum kembali normal. Ia terpaksa menggunakan air sisa banjir yang masih menggenang untuk membersihkan rumahnya.
"Saya terpaksa menggunakan air bekas banjir karena air bersih dari PAM belum mengalir," ungkap Endang saat ditemui di kediamannya, Rabu pagi. Proses pembersihan yang dimulai sejak pukul 03.00 WIB dini hari, saat genangan mulai surut, terhambat oleh padamnya aliran listrik yang terjadi saat banjir mencapai puncaknya. Akibatnya, pembersihan rumah belum dapat dilakukan secara menyeluruh. "Listrik mati begitu banjir mulai meninggi," imbuhnya.
Kerugian materiil juga dialami Endang. Beberapa barang rumahnya rusak akibat terendam banjir, termasuk kompor gas yang terendam sebelum sempat dipindahkan ke tempat yang lebih aman. "Kompor saya rusak karena terendam, saya tidak sempat memindahkannya ke tempat yang lebih tinggi," ujar Endang dengan nada menyesal.
Meskipun sudah bertahun-tahun tinggal di kawasan rawan banjir, Endang mengaku banjir kali ini jauh lebih besar dibandingkan banjir-banjir sebelumnya. Ia membandingkan dengan banjir besar akibat luapan Kali Ciliwung pada tahun 2007. "Banjir ini mengingatkan saya pada banjir 2007. Biasanya banjir terjadi setiap lima tahunan, tapi kali ini lebih parah," jelasnya. Pengalaman Endang merepresentasikan kesulitan yang dihadapi warga Kebon Pala dalam menghadapi dampak pascabanjir, khususnya keterbatasan akses terhadap air bersih yang sangat krusial dalam proses pembersihan dan pemulihan.
Kondisi ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dan respon cepat dari pemerintah daerah dalam menyediakan akses air bersih bagi warga terdampak bencana. Kejadian ini juga mengungkap perlunya evaluasi dan antisipasi yang lebih matang dalam sistem pengelolaan banjir di Jakarta Timur, agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan meminimalisir dampak buruk yang dialami warga.
Daftar Kendala yang Dihadapi Warga: * Minimnya akses air bersih dari PAM Jaya pascabanjir. * Padamnya aliran listrik selama banjir. * Kerusakan barang-barang rumah tangga akibat terendam banjir. * Kesulitan membersihkan rumah secara menyeluruh akibat keterbatasan air dan listrik.