Pakar Ingatkan Dampak Pernyataan Prabowo Terhadap Pasar Modal: Perlu Kehati-hatian dan Komunikasi Efektif
markdown Para ekonom dan pengamat pasar modal memberikan sorotan terhadap pernyataan-pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto terkait pasar modal Indonesia. Mereka menekankan pentingnya kehati-hatian dan komunikasi yang efektif dari pemerintah, terutama dalam memberikan pernyataan publik yang berkaitan dengan pasar modal, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap sentimen investor dan stabilitas pasar.
Dampak Pernyataan yang Meremehkan Pasar Modal
Beberapa waktu lalu, Prabowo sempat melontarkan candaan mengenai penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sebuah Sidang Kabinet Paripurna. Pernyataan ini, beserta pernyataan lain yang terkesan meremehkan peran pasar modal, dinilai oleh para ahli sebagai sebuah blunder yang berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan di kalangan pelaku pasar.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menyatakan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan kurangnya pemahaman pemerintah terhadap pasar modal sebagai cerminan kondisi riil ekonomi di tengah masyarakat. Penurunan harga saham, misalnya pada sektor ritel atau otomotif, dapat menjadi indikasi melemahnya daya beli masyarakat.
Senada dengan Bhima, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai bahwa pernyataan Prabowo mengindikasikan pemerintah meremehkan kinerja pasar modal. Hal ini berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan, terutama di kalangan investor yang mengandalkan stabilitas dan kepercayaan untuk berinvestasi. Rendy menyoroti candaan Prabowo tentang trading halt dan penurunan IHSG sebesar 6% yang bisa memperburuk sentimen pasar.
Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi IHSG
Rendy juga menjelaskan bahwa pelemahan IHSG tidak hanya disebabkan oleh pernyataan Prabowo, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti:
- Defisit anggaran APBN yang terjadi lebih awal.
- Indikasi pelemahan daya beli masyarakat.
- Kekhawatiran terkait isu-isu keuangan (Danantara).
Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan sentimen negatif yang mempengaruhi pergerakan pasar modal.
Pentingnya Kehati-hatian dan Komunikasi yang Efektif
Pengamat Pasar Modal, Ibrahim Assuaibi, menekankan agar Prabowo dan jajarannya lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan terkait pasar modal. Pemerintah diharapkan dapat menjaga kesehatan pasar modal, yang merupakan barometer perekonomian suatu negara. Pernyataan negatif dapat membuat investor enggan berinvestasi dan menarik dana dari pasar modal.
Harapan Akan Pertemuan dengan Investor
Rencana Prabowo untuk bertemu dengan investor pasar modal dinilai positif dan dapat memberikan angin segar bagi pasar. Kehadiran Prabowo secara langsung, setelah sebelumnya absen dalam acara pembukaan perdagangan tahun ini, diharapkan dapat membangun kembali kepercayaan investor.
Ibrahim menyarankan agar Prabowo tidak hanya bertemu dengan investor, tetapi juga menyampaikan pernyataan yang dapat memulihkan kepercayaan pasar terhadap pemerintah. Hal ini dapat berupa permintaan maaf atau komitmen untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan pasar modal.
Substansi Pertemuan dan Komitmen Nyata
Yusuf Rendy menekankan bahwa pertemuan dengan investor harus dimanfaatkan oleh Prabowo untuk meyakinkan stabilitas ekonomi dan arah kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan pertemuan ini tidak hanya bergantung pada pelaksanaan temu fisik, tetapi juga pada substansi yang dibahas dan komitmen nyata yang ditunjukkan.
Jika janji-janji Prabowo hanya berupa wacana tanpa tindakan konkret, pertemuan ini tidak akan efektif mengatasi gejolak pasar. Pemerintah juga perlu mendengarkan kekhawatiran investor dan membuka ruang dialog untuk memahami tantangan utama yang mereka hadapi.
Kesimpulan
Dalam menghadapi dinamika pasar modal, pemerintah, terutama Presiden terpilih Prabowo Subianto, perlu menunjukkan kehati-hatian dan komunikasi yang efektif. Pernyataan publik yang berkaitan dengan pasar modal harus dipertimbangkan dengan matang, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap sentimen investor dan stabilitas pasar. Pertemuan dengan investor dapat menjadi momentum penting untuk membangun kembali kepercayaan pasar, asalkan substansi yang dibahas relevan dan disertai dengan komitmen nyata untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan pasar modal.