Danantara: Harapan Baru bagi Ekspansi Energi BUMN di Tengah Tantangan Transisi
Danantara: Harapan Baru bagi Ekspansi Energi BUMN di Tengah Tantangan Transisi
Lahirnya Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara membuka babak baru bagi emiten-emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor energi dalam upaya meraih pendanaan untuk ekspansi bisnis. Kehadiran lembaga ini diharapkan menjadi angin segar, mempermudah akses modal bagi pengembangan sektor-sektor energi yang strategis, khususnya dalam mewujudkan ketahanan energi nasional.
Pada awal tahun 2025, Danantara mengumumkan susunan manajemennya, menandai langkah awal operasionalnya. Bersamaan dengan itu, dilakukan serangkaian pengalihan saham dari beberapa emiten BUMN ke PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), yang ditunjuk sebagai Holding Operasional Danantara. Langkah ini semakin memperkuat posisi Danantara sebagai motor penggerak investasi di sektor energi.
BUMN Energi dalam Naungan Danantara
Sejumlah raksasa energi nasional seperti PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan MIND ID turut menjadi bagian dari ekosistem Danantara. Beberapa anak usaha dari perusahaan-perusahaan ini yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga akan merasakan dampak positifnya, diantaranya:
- Pertamina Group: PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Elnusa Tbk (ELSA)
- MIND ID: PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Peluang dan Tantangan Investasi
Ahmad Iqbal Suyudi, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, berpendapat bahwa kehadiran Danantara membuka peluang emas bagi emiten BUMN energi untuk mendapatkan modal yang lebih mudah dalam rangka ekspansi ke sektor-sektor yang memiliki nilai strategis. Ia menekankan pentingnya investasi yang terukur, yang akan berdampak positif pada kinerja emiten yang bersangkutan.
Namun, Iqbal juga menyoroti tantangan yang ada, terutama terkait dengan skala dana pengelolaan awal Danantara yang masih relatif kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa investasi awal akan dilakukan secara lebih selektif dan terfokus.
Fokus pada Energi Fosil dan Kritik yang Muncul
Danantara dikabarkan akan memprioritaskan proyek hilirisasi energi fosil, seperti pengembangan gasifikasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) sebagai pengganti LPG. Selain itu, lembaga ini juga disebut-sebut akan terlibat dalam pembiayaan proyek kilang minyak berkapasitas 500.000 barel di Sumatera.
Keputusan ini menuai kritik dari berbagai pihak, yang berpendapat bahwa Danantara seharusnya lebih fokus pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT) daripada energi fosil. Transisi energi menjadi isu krusial, dan investasi pada energi fosil dinilai kurang sejalan dengan upaya global untuk mengurangi emisi karbon.
Investor Perlu Mencermati dengan Seksama
Angga Septianus, Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menekankan bahwa karena Danantara masih tergolong baru, investor perlu mencermati dengan seksama bagaimana dana akan disalurkan untuk proyek-proyek energi. Ia berpendapat bahwa jika dana tersebut digunakan untuk ekspansi operasional usaha, hal ini akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Prospek Emiten BUMN Energi di Tengah Ketidakpastian
Secara umum, prospek emiten BUMN di sektor energi seperti PGAS, ELSA, PGEO, serta sektor pertambangan seperti ANTM, TINS, dan PTBA masih cukup menjanjikan. ANTM bahkan diuntungkan oleh kenaikan harga emas yang terus berlanjut.
Namun, gejolak harga komoditas seperti batu bara dan minyak dunia tetap menjadi ancaman yang dapat mempengaruhi kinerja emiten energi. Di sisi lain, tingginya permintaan energi dalam negeri, termasuk energi fosil, dapat menjadi sentimen positif bagi emiten-emiten BUMN energi.
Iqbal merekomendasikan untuk membeli saham ELSA dengan target harga Rp 460 per saham, PGAS di Rp 1.700 per saham, dan ANTM di Rp 1.850 per saham. Sementara itu, Angga belum memberikan rekomendasi saham, mengingat kondisi pasar yang masih fluktuatif.
Kesimpulan
Danantara hadir sebagai harapan baru bagi emiten BUMN energi untuk meraih modal ekspansi. Namun, tantangan transisi energi dan fluktuasi harga komoditas tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai. Investor perlu mencermati dengan seksama bagaimana Danantara akan menjalankan perannya dan bagaimana dampaknya terhadap kinerja emiten-emiten BUMN energi di masa depan.