Idul Fitri 2025 Berpotensi Dirayakan Serentak, PBNU Tunggu Hasil Rukyatul Hilal

Idul Fitri 2025 Berpotensi Dirayakan Serentak, PBNU Tunggu Hasil Rukyatul Hilal

Jakarta - Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan sinyal positif terkait potensi kesamaan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025. Meski demikian, PBNU menegaskan akan tetap menunggu hasil rukyatul hilal sebagai dasar penentuan 1 Syawal.

"Kita masih akan tetap menunggu rukyat hilal, dan besar kemungkinannya akan sama. Namun demikian kita tidak bisa menetapkan sekarang sampai saat telah melakukan rukyat hilal," ujar Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi, mengisyaratkan optimisme akan adanya kesamaan dalam perayaan Idul Fitri tahun depan.

Gus Fahrur, sapaan akrabnya, berharap agar umat Islam di Indonesia dapat merayakan Idul Fitri secara bersamaan, tanpa adanya perbedaan waktu. Hal ini tentu akan mempererat tali silaturahmi dan persatuan umat.

"Semoga saja tahun ini kita dapat berhari raya serentak bersama-sama ketika hilal memang nampak pada waktu tersebut," imbuhnya.

Optimisme PBNU ini sejalan dengan prediksi dari Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin. Berdasarkan perhitungan astronomi dan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), Thomas memperkirakan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada tanggal 31 Maret 2025.

Menurut Thomas, pada tanggal 29 Maret 2025, saat sidang Isbat berlangsung, hilal diperkirakan belum terlihat di wilayah Indonesia.

"Pada saat magrib 29 Maret, hilal tidak mungkin terlihat di Indonesia. Maka 1 Syawal 1446 menurut kriteria MABIMS adalah 31 Maret 2025," jelas Thomas.

Prediksi ini juga sejalan dengan ketetapan yang telah dikeluarkan oleh Muhammadiyah, yang telah menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada tanggal 31 Maret 2025.

Pemerintah sendiri, melalui Kementerian Agama, akan menggelar sidang Isbat pada tanggal 29 Maret 2025 untuk menentukan secara resmi Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, sebelumnya juga telah memberikan indikasi bahwa Lebaran 2025 berpotensi jatuh pada tanggal 31 Maret 2025.

"Dari segi ilmu hisab, Muhammadiyah sudah menetapkan bahwa ini stigma lah, artinya dicukupkan 30 hari bulan Suci Ramadan, dan dengan demikian Lebarannya tanggal 31," kata Nassarudin.

"Tapi kepastianya itu nanti menunggu sidang isbat pada tanggal 29 itu. Insyaallah. Saya kira itu. Potensinya bersama seperti yang di awal," tambahnya.

Dengan adanya kesamaan prediksi dari berbagai pihak, termasuk PBNU, BRIN, Muhammadiyah, dan indikasi dari pemerintah, harapan akan adanya perayaan Idul Fitri 2025 secara serentak semakin menguat. Meski demikian, hasil rukyatul hilal tetap menjadi penentu utama dalam sidang Isbat yang akan datang.