Banjir Jakarta Timur: Warga Kebon Pala Hadapi Genangan Air Tertinggi dalam Lima Tahun Terakhir
Banjir Jakarta Timur: Genangan Air di Kebon Pala Capai Seleher Orang Dewasa
Kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, kembali dilanda banjir besar pada Selasa (4/3/2025). Tinggi genangan air yang mencapai dada bahkan leher orang dewasa menjadi catatan terparah dalam lima tahun terakhir, melampaui ketinggian banjir yang terjadi pada tahun 2020. Surutnya air pada Rabu pagi pukul 07.00 WIB, tak menghapuskan keprihatinan warga atas dampak kerugian yang dialami.
Irwan (48), warga RT 12 RW 4 Kebon Pala, menggambarkan situasi mencekam saat banjir menerjang. "Banjir kali ini sangat tinggi, mencapai seleher orang dewasa, jauh lebih tinggi dibandingkan banjir tahun 2020," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian. Ia menekankan kecepatan air naik yang sangat mengkhawatirkan. Kejadian ini menimbulkan kecemasan dan kerugian yang signifikan bagi warga sekitar.
Sentimen yang sama diungkapkan oleh Wun Ai Chen (63), warga Kebon Pala lainnya. Ia menuturkan bahwa genangan tahun ini jauh melampaui banjir-banjir sebelumnya. "Biasanya air tidak setinggi ini. Tahun 2020 air baru mencapai setinggi pintu," kenangnya. Ia menggambarkan laju kenaikan air yang cepat dan tak terduga. Akibatnya, beberapa harta benda warga rusak, seperti kulkas milik Wun Ai Chen yang mengalami kerusakan akibat terendam air.
Dampak Banjir:
- Kerusakan harta benda warga, seperti kulkas dan kemungkinan barang elektronik lainnya.
- Gangguan aktivitas warga sehari-hari.
- Potensi penyebaran penyakit.
- Kerugian ekonomi bagi warga yang terdampak.
Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya upaya mitigasi bencana banjir di wilayah Jakarta Timur, khususnya di daerah rawan banjir seperti Kebon Pala. Perlu adanya evaluasi sistem drainase dan langkah antisipasi yang lebih efektif untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. Peningkatan kerjasama antara pemerintah, warga, dan pihak terkait menjadi krusial untuk mengurangi risiko dan dampak banjir bagi masyarakat.
Pemerintah daerah perlu melakukan investigasi lebih lanjut terkait penyebab banjir yang jauh lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. Faktor-faktor seperti curah hujan yang tinggi, kapasitas drainase yang terbatas, maupun penyempitan sungai perlu diteliti dan diatasi secara komprehensif. Langkah-langkah jangka panjang, seperti normalisasi sungai Ciliwung dan pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir yang memadai, menjadi sangat penting untuk memberikan rasa aman dan perlindungan bagi warga.