Kebakaran Hutan Dahsyat Luluh Lantakkan Kuil Kuno Gounsa di Korea Selatan
Tragedi melanda Korea Selatan, sebuah kebakaran hutan hebat telah menghancurkan Kuil Gounsa, sebuah kuil Buddha yang berusia lebih dari satu milenium, terletak di Uiseong, Provinsi Gyeongsang. Peristiwa memilukan ini terjadi pada hari Selasa, 25 Maret 2025, menandai kehilangan yang signifikan bagi warisan budaya dan sejarah Korea.
Kuil Gounsa, didirikan pada masa kejayaan Dinasti Silla (57 SM-935 M), bukan hanya sekadar tempat ibadah, melainkan juga saksi bisu perjalanan panjang peradaban Korea. Kobaran api yang melalap kuil dimulai sekitar pukul 16:50 waktu setempat, menghancurkan bangunan-bangunan bersejarah dan artefak berharga yang tak ternilai harganya.
Menurut laporan dari Yonhap News Agency, selain kuil utama, sebuah struktur arsitektur Buddha yang berasal dari era Dinasti Joseon, yang juga diakui sebagai harta karun nasional, ikut menjadi korban amukan si jago merah. Untungnya, pihak berwenang telah berhasil memindahkan patung Buddha dari batu dan benda-benda berharga lainnya ke Provinsi Gyeongsang Utara sebelum api merambat terlalu jauh. Para biksu dan penduduk yang berada di sekitar kuil juga telah dievakuasi dengan selamat.
Kebakaran hutan yang dahsyat ini tidak hanya mengancam Kuil Gounsa, tetapi juga merambah ke wilayah lain di Korea Selatan sejak hari Sabtu, 22 Maret 2025. Angin kencang dan kondisi udara yang kering memperparah situasi, menyebabkan api menyebar dengan cepat dan tak terkendali.
Reuters melaporkan bahwa kebakaran hutan ini telah merenggut nyawa sedikitnya empat orang dan memaksa ratusan warga untuk mengungsi dari rumah mereka. Kota Andong, yang juga terletak di Provinsi Gyeongsang, turut merasakan dampak dari kebakaran ini. Di kota tersebut, terdapat Hahoe Folk Village, sebuah desa tradisional yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Upaya intensif sedang dilakukan untuk melindungi desa tersebut dari ancaman api.
Pemerintah Korea Selatan telah mengerahkan segala sumber daya yang ada untuk memadamkan api. Lebih dari 77 helikopter dan 3.000 personel dikerahkan untuk memadamkan kobaran api. Sebagai langkah pencegahan, layanan kereta api dan lalu lintas jalan raya dihentikan sementara pada Selasa sore.
Kejadian tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah kebakaran hutan. Dampak dari kebakaran ini tidak hanya dirasakan secara fisik, tetapi juga secara emosional dan spiritual oleh masyarakat Korea Selatan. Hilangnya Kuil Gounsa merupakan kehilangan yang tak tergantikan bagi warisan budaya dan sejarah bangsa.