RS Nasser di Gaza Jadi Target Serangan Udara Israel, Evakuasi Massal Dilakukan

Serangan Udara Israel Guncang RS Nasser di Gaza, Evakuasi Massal Pasien dan Staf Medis

Khan Younis, Gaza – Rumah Sakit Nasser, salah satu fasilitas medis utama di Gaza, dilanda serangan udara Israel pada Minggu malam (23/3/2025), memicu kepanikan dan evakuasi besar-besaran. Serangan itu, yang menargetkan lantai dua gedung darurat rumah sakit, menyebabkan kerusakan parah dan menelan korban jiwa.

Menurut laporan dari pejabat medis Palestina dan kelompok Hamas, serangan tersebut mengakibatkan sedikitnya lima orang tewas, termasuk seorang tokoh politik Hamas yang diidentifikasi sebagai Ismail Barhoum. Sumber-sumber di lapangan menggambarkan adegan mengerikan saat misil menghantam unit bedah pria, menghancurkan peralatan medis dan meninggalkan puing-puing berserakan. Tim medis bergegas mengevakuasi pasien yang selamat di tengah kekacauan dan kegelapan.

"Sebuah misil menghantam langsung lantai dua, menghancurkan unit bedah pria. Kami berusaha mengevakuasi sebagian besar pasien, tetapi sayangnya ada korban jiwa dan luka-luka," ujar Ghazi Ashour, seorang tenaga medis di RS Nasser, kepada Reuters.

Dr. Atef Al Hout, Direktur Kompleks Medis Nasser, mengecam serangan itu sebagai bagian dari kampanye sistematis yang bertujuan untuk melumpuhkan infrastruktur kesehatan yang sudah rapuh di Gaza. "Rumah Sakit Nasser adalah rumah sakit terbesar yang masih beroperasi di Gaza. Kami telah berjuang untuk memberikan perawatan kepada ribuan korban agresi selama lebih dari 500 hari. Lebih dari 50.000 warga Gaza telah tewas dan lebih dari 100.000 lainnya terluka akibat konflik yang berkelanjutan," katanya.

Mohammad Fujo, seorang pendamping pasien, menceritakan pengalaman traumatis saat serangan terjadi. "Pasien baru saja selesai menjalani operasi selama berjam-jam dan seharusnya beristirahat. Tiba-tiba, sebuah misil menghantam, dan kami terperangkap dalam kegelapan, debu, dan reruntuhan. Itu adalah pemandangan yang mengerikan," tuturnya.

"Ini adalah rumah sakit. Tempat di mana orang mencari perlindungan dan perawatan. Jika bahkan di rumah sakit pun tidak aman, lalu di mana lagi kita bisa berlindung?" Fujo menambahkan dengan nada putus asa.

Militer Israel mengklaim bahwa serangan itu ditujukan untuk menargetkan Ismail Barhoum, yang mereka sebut sebagai tokoh senior Hamas yang sedang dirawat di rumah sakit. Pihak Israel juga menuduh Hamas menggunakan rumah sakit dan fasilitas sipil lainnya sebagai tempat persembunyian dan pusat operasi militer. Tuduhan ini telah berulang kali dibantah oleh Hamas.

Konflik antara Israel dan Hamas telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023, dan meskipun beberapa kali gencatan senjata, kedua belah pihak terus terlibat dalam pertempuran. Negosiasi damai yang bertujuan untuk mencapai solusi jangka panjang sejauh ini belum membuahkan hasil yang signifikan.

Reaksi Internasional dan Dampak Kemanusiaan

Serangan terhadap Rumah Sakit Nasser telah memicu kecaman luas dari komunitas internasional. Organisasi kemanusiaan dan kelompok hak asasi manusia menyerukan penyelidikan independen atas insiden tersebut dan menuntut perlindungan bagi warga sipil dan fasilitas medis di zona konflik.

"Serangan terhadap fasilitas medis adalah pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional," kata juru bicara Komite Internasional Palang Merah (ICRC). "Rumah sakit dan tenaga medis harus dilindungi dan dihormati setiap saat."

Serangan itu semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Gaza. Sistem kesehatan di wilayah tersebut telah berada di ambang kehancuran akibat konflik yang berkepanjangan, kekurangan pasokan medis, dan pembatasan akses. Evakuasi Rumah Sakit Nasser telah menambah beban pada fasilitas medis yang tersisa, yang berjuang untuk mengatasi masuknya pasien yang terluka.

Daftar kata kunci penting:

  • Serangan Israel
  • Rumah Sakit Nasser
  • Gaza
  • Evakuasi
  • Hamas
  • Korban jiwa
  • Pelanggaran hukum humaniter internasional
  • Krisis kemanusiaan
  • Konflik Israel-Hamas
  • Fasilitas medis