Bob Tyasika Ananta Nahkodai Sementara BSI: Transisi Kepemimpinan Pasca Penunjukan Hery Gunardi ke BRI
Bob Tyasika Ananta Nahkodai Sementara BSI: Transisi Kepemimpinan Pasca Penunjukan Hery Gunardi ke BRI
JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memasuki babak baru kepemimpinan dengan penunjukan Bob Tyasika Ananta, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama. Penunjukan ini menyusul keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang menunjuk Hery Gunardi, Direktur Utama BSI sebelumnya, untuk memimpin BRI. Selain itu, Saladin D Effendi, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur BSI, juga ditunjuk sebagai Direktur Teknologi dan Informasi BRI.
Transisi kepemimpinan ini menandai berakhirnya era Hery Gunardi di BSI, yang telah berhasil membawa bank syariah tersebut mengalami pertumbuhan signifikan sejak merger pada tahun 2021. Hery Gunardi sendiri telah menyiapkan kaderisasi dan proses seleksi kepemimpinan di BSI, memastikan kelangsungan operasional dan strategi perusahaan. Mekanisme internal perusahaan menetapkan penunjukan pejabat pelaksana tugas hingga RUPST berikutnya dilaksanakan.
Dengan penunjukan ini, Bob Tyasika Ananta secara resmi mengemban tugas dan wewenang sebagai Plt. Direktur Utama. Sementara itu, tanggung jawab Direktur Teknologi dan Informasi akan diemban oleh Direktur Risk Management, Grandhis H. Harumansyah. Untuk memperkuat lini teknologi informasi, BSI juga memiliki SEVP Informasi dan Teknologi yang saat ini dijabat oleh Muhammad Misbahul Munir. Penetapan susunan pengurus perseroan secara definitif akan dilakukan pada RUPS Tahunan BSI 2025.
Komitmen Melanjutkan Transformasi BSI
Bob Tyasika Ananta menyatakan kesiapannya untuk mengemban amanah dan kepercayaan yang diberikan. Ia menegaskan komitmennya untuk melanjutkan transformasi BSI sesuai dengan fondasi yang telah dibangun oleh Hery Gunardi. "Kami siap melanjutkan transformasi BSI sebagaimana pondasi yang telah dibangun oleh Bapak Hery Gunardi sehingga perseroan mampu mewujudkan visi dan misinya. Saya juga siap membawa BSI terus tumbuh positif dan berkelanjutan sehingga memberi manfaat bagi seluruh umat sebagai sahabat finansial, sosial dan spiritual,” ujar Bob dalam keterangan resminya.
Ia menambahkan bahwa BSI akan terus meningkatkan perannya dalam mendukung pembangunan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Bob juga menekankan visi BSI untuk menjadi bank syariah terbesar, modern, digital, dan inklusif, dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip syariah.
Pertumbuhan Solid BSI Pasca-Merger
Sejak merger pada tahun 2021, BSI telah menunjukkan kinerja yang solid dan melampaui pertumbuhan rata-rata industri perbankan nasional. Aset BSI meningkat sebesar Rp 173 triliun, dari Rp 236 triliun pada awal merger (Februari 2021) menjadi Rp 409 triliun pada Desember 2024. Pertumbuhan ini menempatkan BSI pada peringkat ke-6 dalam industri perbankan nasional.
Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan signifikan sebesar Rp 121 triliun, dari Rp 206 triliun pada Februari 2021 menjadi Rp 327 triliun pada akhir tahun 2024. Penyaluran pembiayaan mencapai Rp 278 triliun, tumbuh Rp 121 triliun dengan kualitas pembiayaan yang terjaga dengan baik, tercermin dari NPF (gross) sebesar 1,90 persen.
Dari sisi profitabilitas, BSI mencatatkan pertumbuhan laba yang mengesankan. Laba BSI pada akhir tahun 2020 sebesar Rp 2,1 triliun, dan meningkat menjadi Rp 7 triliun pada akhir tahun 2024, mencerminkan pertumbuhan lebih dari tiga kali lipat dalam kurun waktu empat tahun.
Dengan kepemimpinan baru dan fondasi yang kuat, BSI optimis dapat terus memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.