Kapolda Papua Ulurkan Tangan, Jenguk Korban Kekerasan KKB di Yahukimo

Kapolda Papua Berikan Dukungan Moril Kepada Korban Penyerangan KKB di Yahukimo

Jayapura - Inspektur Jenderal Polisi Patrige Petrus Rudolf Renwarin, Kapolda Papua, menunjukkan kepedulian mendalam dengan mengunjungi para guru dan tenaga kesehatan yang menjadi korban serangan brutal oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo. Kunjungan ini menjadi simbol kehadiran negara dalam memberikan perlindungan dan rasa aman kepada masyarakat yang terdampak.

Didampingi oleh Ketua Bhayangkari Daerah Papua, Ny. Nova Patrige Renwarin, Irwasda Polda Papua Kombes Pol Jeremias Rontini, Karoops Polda Papua Kombes Pol I Ketut Gede Wijatmika, serta sejumlah pejabat utama Polda Papua, Kapolda Patrige menyempatkan diri berdialog langsung dengan para korban. Tujuannya jelas: melihat dari dekat kondisi mereka, memberikan dukungan moril yang sangat dibutuhkan, memastikan mereka mendapatkan perawatan medis yang optimal, dan menegaskan komitmen Polri dalam menjaga stabilitas keamanan di Papua.

"Kunjungan ini adalah wujud nyata komitmen Polri dalam menangani situasi keamanan di Papua. Kami ingin mempererat sinergi dengan masyarakat, bekerja sama menciptakan lingkungan yang stabil dan tertib," ujar Kapolda Patrige dalam keterangan resminya.

Kunjungan ini bukan sekadar formalitas. Lebih dari itu, ini adalah ungkapan empati dan rasa kemanusiaan yang mendalam terhadap para korban dan keluarga mereka. Aksi KKB yang keji telah meninggalkan trauma mendalam, dan kehadiran Kapolda Papua diharapkan dapat sedikit meringankan beban psikologis yang mereka alami.

Tragedi Anggruk: Kekerasan KKB Merenggut Nyawa dan Tinggalkan Luka

Seperti yang diberitakan sebelumnya, KKB melakukan aksi brutal di Distrik Anggruk pada Jumat, 21 Maret 2025. Guru dan tenaga kesehatan menjadi sasaran utama serangan tersebut. Data dari Satgas Operasi Damai Cartenz mengungkapkan bahwa para korban dianiaya dengan senjata tajam.

"Delapan guru dan tenaga kesehatan menjadi korban penganiayaan KKB dengan menggunakan senjata tajam," tegas Kepala Operasi Satuan Tugas Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani.

Salah satu korban, seorang guru bernama Rosalia Rerek Sogen, dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian akibat luka parah yang dideritanya. Kepergian Rosalia meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan kerja, dan seluruh masyarakat Papua.

Ketua Paguyuban Lewolema di Jayapura, Melky Weruin, menjelaskan bahwa sebelum jenazah Rosalia diterbangkan ke kampung halamannya, akan dilakukan prosesi pemberkatan di Gereja Katolik Paroki Santo Fransiskus Asisi, APO, Kota Jayapura. Jenazah diberangkatkan menggunakan pesawat jenis Caravan dan diperkirakan tiba di Lewotala pada Rabu, 26 Maret 2025.

Upaya Penegakan Hukum dan Pemulihan Trauma

Tragedi di Anggruk ini menjadi pengingat akan tantangan keamanan yang masih dihadapi di Papua. Aparat keamanan terus berupaya mengejar dan menangkap para pelaku kekerasan. Di sisi lain, pemerintah daerah dan berbagai organisasi kemanusiaan bekerja sama memberikan bantuan dan dukungan psikologis kepada para korban dan keluarga mereka.

Kehadiran Kapolda Papua di Yahukimo adalah sinyal kuat bahwa negara tidak akan tinggal diam melihat warganya menjadi korban kekerasan. Upaya penegakan hukum akan terus dilakukan, dan pemulihan trauma akan menjadi prioritas utama. Diharapkan, dengan kerja sama semua pihak, Papua dapat segera pulih dan kembali menjadi wilayah yang aman dan damai bagi seluruh masyarakat.

Daftar Korban dan Proses Evakuasi

Berikut adalah poin-poin penting terkait tragedi di Anggruk:

  • Korban: Delapan guru dan tenaga kesehatan menjadi korban penganiayaan.
  • Korban Meninggal: Rosalia Rerek Sogen, seorang guru, meninggal dunia di lokasi kejadian.
  • Pelaku: Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
  • Lokasi: Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua.
  • Upaya Penegakan Hukum: Aparat keamanan terus melakukan pengejaran terhadap pelaku.
  • Bantuan Kemanusiaan: Pemerintah daerah dan organisasi kemanusiaan memberikan bantuan kepada para korban dan keluarga mereka.
  • Proses Evakuasi: Jenazah Rosalia Rerek Sogen telah diterbangkan ke kampung halamannya di Lewotala setelah dilakukan prosesi pemberkatan di Jayapura.

Tragedi ini menjadi duka bagi seluruh bangsa Indonesia. Semoga para korban diberikan ketabahan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan untuk menghadapi cobaan ini. Mari kita bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera.