IHSG Menguat Signifikan di Tengah Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS
IHSG Cetak Kenaikan Solid, Rupiah Tertekan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa positif pada penutupan perdagangan hari Selasa (25/03/2025), meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan. IHSG berhasil membukukan kenaikan signifikan, didorong oleh penguatan saham-saham unggulan dari sektor perbankan dan energi.
IHSG ditutup pada level 6.235,61, naik sebesar 74,4 poin atau 1,21 persen. Aktivitas perdagangan terpantau ramai dengan nilai transaksi mencapai Rp 14,55 triliun dan volume 17,23 miliar saham. Sentimen positif ini tercermin dari jumlah saham yang menguat, yaitu sebanyak 329 saham, dibandingkan dengan 265 saham yang melemah. Sebanyak 202 saham lainnya tercatat stagnan.
Sektor Perbankan dan Energi Jadi Motor Penggerak
Kenaikan IHSG hari ini terutama didorong oleh kinerja impresif saham-saham perbankan dan energi. Saham Bank Mandiri (BMRI) memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 6,28 persen ke level Rp 4.740. Diikuti oleh saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang naik 5,26 persen ke level Rp 3.800. Emiten energi, Bukit Asam (PTBA), juga mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 6,52 persen ke level Rp 2.450. Kenaikan saham-saham blue chip ini memberikan kontribusi besar terhadap penguatan indeks.
- Bank Mandiri (BMRI) naik 6,28 persen ke level 4.740
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik 5,26 persen ke level 3,800
- Bukit Asam (PTBA) naik 6,52 persen ke level 2.450
Kondisi Pasar Saham Regional Bervariasi
Performa pasar saham regional menunjukkan variasi. Indeks Shanghai Komposit tercatat stagnan di level 3.369. Sementara itu, indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,52 persen (196,51 poin) ke level 37.619,50, dan indeks Strait Times Singapura naik 0,46 persen (18,2 poin) ke level 3.954,53. Di sisi lain, indeks Hang Seng Hong Kong mengalami penurunan tajam sebesar 2,35 persen (561,31 poin) ke level 23.905,56.
Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS
Di tengah sentimen positif di pasar saham, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS justru mengalami tekanan. Data Bloomberg menunjukkan rupiah ditutup pada level Rp 16.611 per dolar AS, melemah 0,27 persen (44 poin) dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.567. Kurs tengah Jisdor juga mencatat pelemahan, dengan rupiah berada di level Rp 16.622 per dolar AS, dibandingkan Rp 16.561 pada hari sebelumnya. Pelemahan rupiah ini menjadi perhatian tersendiri di tengah penguatan IHSG. Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sentimen global dan kebijakan moneter.