Lompatan Global Siswa Madrasah: Muhammad Fazil Ihsan Lanasa Raih Peluang Kuliah di Enam Universitas Ternama Dunia

Muhammad Fazil Ihsan Lanasa: Dari MAN 4 Jakarta Menuju Kampus Impian di Berbagai Benua

Kabar membanggakan datang dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta. Muhammad Fazil Ihsan Lanasa, atau akrab disapa Nasa, berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan diterima di enam perguruan tinggi ternama di luar negeri. Pencapaian ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Nasa dan keluarga, tetapi juga bagi MAN 4 Jakarta dan dunia pendidikan Indonesia secara keseluruhan.

Nasa, seorang siswa yang memiliki minat mendalam di bidang teknik dirgantara, kini memiliki pilihan untuk melanjutkan studinya di berbagai negara. Berikut daftar universitas dan program studi yang berhasil ditembus oleh Nasa:

  • Monash University, Australia: Bachelor of Engineering (Hons)
  • University of British Columbia, Okanagan, Canada: Bachelor of Applied Science
  • University of New South Wales (UNSW) Sydney, Australia: Bachelor of Aerospace Engineering (Hons)
  • Arizona State University, United States of America: Bachelor of Aerospace Engineering
  • University of Sydney, Australia: Bachelor of Aerospace Engineering
  • University of Colorado Boulder, United States: Bachelor of Applied Science

Saat ini, Nasa tengah menimbang dua pilihan utama: program Applied Science di University of British Columbia (UBC), Kanada, dan Aerospace Engineering di University of Sydney, Australia. Ketertarikannya pada kedua universitas ini didasari oleh reputasi unggul dan fasilitas lengkap yang mereka tawarkan, termasuk laboratorium yang memadai untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan.

Perjuangan Meraih Mimpi: Beasiswa dan Tantangan Biaya

Perjalanan Nasa menuju gerbang universitas impian tidaklah mudah. Ia saat ini sedang dalam proses pengajuan beasiswa internal kampus dan beasiswa eksternal dari pemerintah, seperti Beasiswa Indonesia Maju (BIM) dan Beasiswa Patriot. Keterlibatan Nasa sebagai salah satu dari 350 siswa BIM Persiapan S1 Luar Negeri Angkatan 4 sejak kelas 11 telah membekalinya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui serangkaian webinar, kursus IELTS dan SAT, program musim panas, dan proyek sosial.

Namun, tantangan finansial sempat menghantui Nasa dan rekan-rekannya. Penghapusan komponen konseling perguruan tinggi luar negeri dan penggantian biaya pendaftaran universitas luar negeri bagi penerima beasiswa BIM Persiapan S1 Luar Negeri menjadi kendala tersendiri. Nasa mengungkapkan bahwa biaya pendaftaran yang tidak sedikit membuat beberapa temannya terpaksa mengurungkan niat untuk mendaftar di universitas tertentu. Sebagai gambaran, Nasa sendiri telah mengeluarkan CAD 170 atau sekitar Rp 1,9 juta untuk mendaftar di UBC.

Pantang Menyerah dan Solidaritas: Kunci Kesuksesan

Meski menghadapi tantangan, Nasa dan teman-temannya tidak patah semangat. Mereka saling bahu membahu mencari informasi tentang peluang beasiswa di berbagai negara, terutama di kampus-kampus yang tidak memungut biaya pendaftaran. Nasa juga mendaftar ke International Scholars Program di Kanada, sebuah program beasiswa yang menawarkan pembebasan biaya kuliah dan tunjangan hidup tahunan bagi mahasiswa internasional.

Nasa mengakui bahwa ia sempat bercita-cita untuk masuk Massachusetts Institute of Technology (MIT), universitas terbaik di dunia menurut QS World University Ranking (WUR) 2025. Namun, karena beasiswa di kampus-kampus AS umumnya bersifat parsial, ia memutuskan untuk memfokuskan diri pada universitas yang menawarkan kepastian beasiswa yang lebih komprehensif.

Inovasi untuk Kemanusiaan: Riset Berdampak untuk Masa Depan

Sembari mempersiapkan diri untuk kuliah, Nasa terus melanjutkan proyek risetnya. Ia memiliki visi untuk menciptakan inovasi yang dapat membantu mengatasi krisis kemanusiaan, seperti yang terjadi di Palestina. Ia berharap risetnya dapat mendukung pengiriman logistik ke daerah konflik yang sulit dijangkau oleh kendaraan.

Kepala MAN 4 Jakarta, Wido Prayoga, menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada para siswanya atas kegigihan mereka dalam mengejar impian. Ia menyoroti pentingnya dukungan, inspirasi, dan kerja sama antar siswa dalam mencari informasi kampus, menulis esai, mengurus dokumen administrasi, dan mendapatkan surat rekomendasi. Sikap terbuka, sinergi, dan kolaborasi inilah yang menjadi kunci keberhasilan para siswa MAN 4 Jakarta dalam menembus berbagai perguruan tinggi ternama di dunia.

Prestasi yang diraih oleh Nasa dan rekan-rekannya merupakan bukti nyata bahwa siswa madrasah mampu bersaing di tingkat global. Kesuksesan ini adalah hasil dari kerja keras, dedikasi, dan sinergi antara siswa, guru, dan orang tua. Diharapkan, para siswa yang telah diterima di kampus luar negeri dapat menjadi duta madrasah dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.