Impian Sekolah Anak dan Haji Pupus: Ibu Rumah Tangga Tertipu Arisan Online Selebgram Miliaran Rupiah
Tertipu Arisan Bodong Selebgram, IRT di Cimahi Kehilangan Tabungan Miliaran Rupiah
Jakarta, [Tanggal Hari Ini] - Kasus arisan bodong kembali mencuat, kali ini menimpa seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Yohana Anestia (33) asal Cimahi, Jawa Barat. Yohana menjadi korban penipuan yang diduga dilakukan oleh seorang selebgram berinisial RAW, dengan kerugian mencapai Rp 1,8 miliar.
Tergiur Arisan Online untuk Tabungan Masa Depan
Yohana, yang akrab disapa Hana, bergabung dengan arisan yang dikelola RAW pada Juli 2023. Hana tertarik mengikuti arisan tersebut karena tergiur iming-iming keuntungan dan kemudahan menabung. "Susah simpan uang sendiri, jadi ikut arisan ini seperti dipaksa menabung dan punya simpanan," ujarnya saat dihubungi.
Awalnya, Hana diajak oleh temannya, Yuri. Setelah bergabung, RAW langsung menghubungi Hana melalui WhatsApp, memperkenalkan diri dan mengajak Hana untuk mengikuti akun Instagram-nya yang kini sudah tidak aktif, @angierey__official. Kedekatan mereka berlanjut hingga pertemuan tatap muka di acara "Arisan Meet Up" di sebuah hotel di Jakarta Selatan pada Agustus 2023.
Di acara tersebut, Hana bertemu dengan banyak anggota arisan lain, yang membuatnya semakin percaya pada kredibilitas RAW. "Kesan pertama saya, arisan ini sudah lama berjalan karena membernya banyak, lebih dari 35 orang. Mereka juga terlihat dari kalangan atas, sehingga saya semakin percaya," ungkap Hana.
Modus Investasi Toko Berlian dan Jebakan Arisan Berantai
Setelah pertemuan tersebut, komunikasi antara Hana dan RAW semakin intens. RAW bahkan mengajak Hana untuk berinvestasi di toko berlian yang diklaim miliknya, dengan iming-iming keuntungan tiga persen selama 10 bulan. Hana pun tertarik dan menginvestasikan sejumlah uang pada Oktober 2023.
Seiring berjalannya waktu, RAW semakin gencar menawarkan berbagai grup arisan kepada Hana, bahkan memasukkannya ke dalam grup tanpa persetujuan terlebih dahulu. Hana mengaku rutin membayar iuran arisan setiap bulan, hingga jumlah grup yang diikutinya mencapai puluhan.
Namun, masalah mulai muncul pada Agustus 2024, ketika pencairan investasi dan pengundian arisan sering terlambat. Hana juga merasa dipersulit karena setiap kali arisan diundi, ia selalu diminta untuk berinvestasi lagi. "Saya terus menerus mentransfer uang, tapi sulit menerima hak saya, dan dipaksa mengikuti arisan dengan dalih harus men-support atau akan dikeluarkan," jelas Hana.
Puncaknya, pada November 2024, ketika seharusnya Hana memenangkan arisan dan mencairkan investasi, uang tersebut tak kunjung diterima. RAW terus memberikan alasan dan janji palsu. Bahkan, Hana dipaksa untuk melakukan investasi sebesar Rp 500 juta dengan jaminan giro mundur dan surat titipan dana investasi.
Impian Pupus dan Upaya Mencari Keadilan
Mulai merasa ada yang janggal, Hana mencoba menghubungi RAW, namun sulit dihubungi. Pada 4 Februari 2025, Hana mendatangi toko berlian milik RAW di Kemang, Jakarta Selatan, tetapi toko tersebut sudah tutup. Ia juga mendatangi rumah RAW di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, namun RAW sudah pergi tanpa sepengetahuan keluarga dan asistennya.
"Di rumahnya, saya bertemu dengan dua korban lain yang juga belum dibayarkan haknya sejak Desember," tutur Hana.
Kerugian yang dialami Hana sangat memukul keuangannya. Sebagai seorang IRT dengan tiga anak, Hana berharap uang tersebut dapat digunakan untuk tabungan sekolah anak-anaknya, membuka usaha, dan bahkan berangkat haji bersama suami. "Semua tabungan saya ada di situ, sampai nol, enggak ada simpanan lagi. Maret 2025 harusnya cair Rp 200 juta untuk beli mobil antar anak sekolah. Berharap banyak pokoknya," ujarnya dengan nada sedih.
Selama kasus ini bergulir, Hana sudah berulang kali melakukan perjalanan dari Jakarta ke Cimahi demi mencari keadilan.
Jumlah Korban Capai 130 Orang dengan Kerugian Miliaran Rupiah
Selain Hana, ada sekitar 130 orang lain yang menjadi korban penipuan arisan bodong yang diduga dijalankan oleh RAW. Salah satu korban lainnya, Lisa Amelia (24), mengungkapkan bahwa total kerugian seluruh korban mencapai hampir Rp 30 miliar.
"Totalnya ada sekitar 130 orang, dan jumlah ini masih bertambah karena ada yang belum melapor. Total kerugian diperkirakan hampir Rp 30 miliar," kata Lisa di Polda Metro Jaya, Senin (24/3/2025).
Lisa telah melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya atas dugaan penipuan dan penggelapan. Laporan tersebut teregistrasi dengan nomor LP/B/2085/III/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA, dengan tujuh perempuan sebagai korban dalam laporan tersebut. Kasus ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
- Korban: Yohana Anestia (Hana), Lisa Amelia, dan 128 korban lainnya.
- Kerugian Total: Hampir Rp 30 Miliar
- Lokasi Kejadian: Jakarta, Cimahi, Tangerang Selatan
- Status Kasus: Dalam penyelidikan Polda Metro Jaya