Minim Respon Pemain, Pemecatan Thiago Motta Warnai Sepinya Ucapan Perpisahan di Juventus

Kabar pemecatan Thiago Motta dari kursi kepelatihan Juventus pada Minggu (23/3/2025) sore waktu setempat, memunculkan sebuah ironi di ruang ganti Bianconeri. Dari total 28 pemain yang berada di skuad utama, hanya satu nama yang secara terbuka memberikan ucapan perpisahan kepada mantan pelatihnya tersebut.

Sosok pemain yang memberikan dukungan tersebut adalah Samuel Mbangula, winger muda yang dipromosikan oleh Motta dari tim Juventus NextGen pada awal musim. Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Mbangula mengenang momen-momen penting yang ia lalui bersama Motta, yang dinilainya telah berjasa besar dalam mewujudkan impiannya untuk menembus tim senior Juventus.

Debut Mbangula pada 19 Agustus 2024 menjadi catatan manis tersendiri, di mana ia sukses mencetak gol dalam kemenangan telak 3-0 atas Como 1907, klub yang dimiliki oleh pengusaha Indonesia. Tak hanya itu, ia juga berhasil mencetak gol perdananya di ajang Liga Champions saat menghadapi PSV Eindhoven pada Februari lalu. Kepercayaan yang diberikan oleh Motta membuka jalan bagi Mbangula untuk mendapatkan panggilan memperkuat tim nasional Belgia.

Sepanjang musim debutnya bersama Juventus, Mbangula mencatatkan statistik yang cukup impresif, dengan torehan 4 gol dan 5 assist dari total 30 pertandingan yang ia lakoni. "Terima kasih untuk segalanya, Mister. Saya tidak akan pernah cukup berterima kasih karena telah memercayai saya sejak hari pertama dan mengizinkan saya untuk mewujudkan sebagian dari impian saya, yang paling penting dalam hal apa pun!" tulis Mbangula dalam Instagram Story-nya.

Kontras dengan sikap Mbangula, para pemain Juventus lainnya memilih bungkam terkait kepergian Motta. Pemain-pemain seperti Kenan Yildiz, Francisco Conceicao, Teun Koopmeiners, dan Dusan Vlahovic justru lebih memilih untuk membagikan aktivitas mereka bersama tim nasional masing-masing di media sosial. Sementara itu, pemain lain seperti Bremer dan Manuel Locatelli hanya mengunggah momen-momen pribadi bersama keluarga mereka.

Hubungan Thiago Motta dengan sejumlah pemain Juventus memang dikabarkan kurang harmonis selama masa kepelatihannya. Pria berusia 42 tahun itu hanya memimpin Si Nyonya Tua selama 8 bulan sebelum akhirnya diberhentikan, menyusul kegagalan tim di tiga kompetisi berbeda sepanjang musim ini. Setelah tersingkir dari Piala Super Italia dan Liga Champions, Juventus kini tengah berjuang untuk mengamankan posisi di zona empat besar klasemen Liga Italia demi tiket menuju Liga Champions musim depan.

Saat ini, Juventus terperosok ke peringkat lima dengan raihan 52 poin dari 29 pertandingan, disalip oleh Bologna yang sebelumnya dilatih oleh Motta dan berhasil mereka bawa ke zona Liga Champions musim lalu. Selama 8 bulan membesut Juventus, Motta mencatatkan 18 kemenangan, 17 hasil imbang, dan 7 kekalahan dari 42 pertandingan yang dijalani. Meskipun jumlah kekalahan terbilang minim, rasio kemenangan yang berada di bawah 43 persen dianggap tidak memuaskan bagi manajemen klub.

Sebagai pengganti Motta, Juventus telah menunjuk Igor Tudor untuk memimpin tim hingga gelaran Piala Dunia Klub pada Juni-Juli mendatang. Tudor berpeluang untuk mendapatkan perpanjangan kontrak jika mampu mengantarkan Juventus lolos ke Liga Champions musim depan. Penunjukan Igor Tudor menandai era baru bagi Juventus, dengan harapan dapat membawa klub kembali ke performa terbaiknya dan meraih kesuksesan di kompetisi domestik maupun internasional.

Kepergian Thiago Motta dari Juventus menjadi sorotan utama, terutama karena minimnya respons dan ucapan perpisahan dari para pemain. Sikap acuh tak acuh sebagian besar pemain Juventus terhadap pemecatan Motta mengindikasikan adanya permasalahan internal yang mungkin menjadi salah satu faktor penyebab kurang maksimalnya performa tim di bawah kepemimpinannya. Kondisi ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Igor Tudor sebagai pelatih baru untuk membangun kembali kekompakan tim dan meraih hasil positif di sisa musim ini dan musim-musim berikutnya.