Tragedi Anggruk: KKB Serang Guru dan Tenaga Kesehatan, Satu Guru Meninggal Dunia
Tragedi Anggruk: KKB Serang Guru dan Tenaga Kesehatan, Satu Guru Meninggal Dunia
Jayapura, Papua Pegunungan - Aksi keji Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali memakan korban di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo. Pada hari Jumat, 21 Maret 2025, KKB melakukan serangan brutal terhadap guru dan tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di wilayah tersebut. Serangan ini mengakibatkan seorang guru bernama Rosalia Rerek Sogen meninggal dunia di tempat kejadian.
Menurut keterangan dari Kepala Operasi Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani, KKB menggunakan senjata tajam dalam serangan tersebut. "Delapan korban guru-nakes ini dianiaya oleh KKB menggunakan senjata tajam," ujarnya dalam keterangan pers.
Kronologi Serangan dan Evakuasi Korban
Satgas Operasi Damai Cartenz segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di tiga lokasi utama:
- Kompleks perumahan guru SD YPK Anggruk
- Gedung Rumah Sakit Efata Anggruk
- Sekolah tempat perusakan ruang kelas
Olah TKP ini bertujuan untuk mengumpulkan bukti dan memeriksa saksi-saksi untuk mengungkap detail peristiwa pidana ini. Sebelum dievakuasi ke Jayapura, para korban sempat dibawa ke RS Efata dan kemudian ke Dekai, Kabupaten Yahukimo.
Pemulangan Jenazah dan Ungkapan Duka Cita
Ketua Paguyuban Lewolema di Jayapura, Melky Weruin, menyampaikan bahwa jenazah Rosalia Rerek Sogen akan diberangkatkan ke kampung halamannya di Lewotala, NTT, setelah prosesi pemberkatan di Gereja Katolik Paroki Santo Fransiskus Asisi, APO, Kota Jayapura. Pihaknya juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Yahukimo, khususnya Bupati Didimus Yahuli dan Wakil Bupati Esau Miram, atas bantuan biaya pemulangan jenazah.
Pemerintah Kabupaten Yahukimo melalui Wakil Bupati Esau Miram, menyampaikan rasa prihatin dan duka mendalam atas kejadian ini. "Kami menyerahkan bantuan biaya transportasi sebagai bentuk kepedulian untuk memulangkan jenazah ke kampung halamannya di NTT," kata Esau Miram. Beliau juga mendoakan agar pengabdian dan jasa Rosalia sebagai guru di Distrik Anggruk diterima di sisi Tuhan.
Tragedi ini menjadi pukulan berat bagi dunia pendidikan dan kesehatan di Papua Pegunungan. Kehadiran guru dan tenaga kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil. Serangan KKB ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menciptakan rasa takut dan tidak aman bagi para pekerja kemanusiaan yang bertugas di wilayah tersebut.
Upaya Penegakan Hukum dan Pemulihan Keamanan
Pihak kepolisian dan TNI terus berupaya meningkatkan keamanan di Distrik Anggruk dan wilayah Yahukimo secara umum. Penegakan hukum terhadap KKB akan terus dilakukan untuk memberikan efek jera dan mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang. Pemerintah daerah juga berupaya memberikan dukungan psikologis dan materiil kepada keluarga korban dan masyarakat yang terdampak serangan.
Kejadian ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan koordinasi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Papua Pegunungan. Peran serta aktif masyarakat sangat penting untuk memberikan informasi dan mencegah terjadinya aksi-aksi kriminal yang dilakukan oleh KKB.
Harapan untuk Papua yang Damai
Tragedi Anggruk ini sekali lagi mengingatkan kita akan pentingnya perdamaian dan keamanan di Papua. Semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Papua. Dialog dan pendekatan humanis harus terus diutamakan dalam menyelesaikan konflik dan permasalahan yang ada. Dengan begitu, diharapkan Papua dapat menjadi wilayah yang damai, aman, dan sejahtera bagi seluruh masyarakatnya.