YUPI Indo Jelly Gum Sukses Mengawali Debut di Bursa Efek Indonesia, Dana IPO Dialokasikan untuk Ekspansi Agresif

YUPI Indo Jelly Gum Melantai di BEI, Targetkan Ekspansi Global

PT YUPI Indo Jelly Gum Tbk (YUPI), produsen kembang gula terkemuka, secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Selasa, 25 Maret 2025, melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO). Debut YUPI di pasar modal disambut positif oleh investor, tercermin dari kenaikan harga saham sebesar 0,42 persen, atau 10 poin, menjadi Rp 2.400 per lembar dari harga penawaran perdana sebesar Rp 2.390. YUPI menjadi emiten ke-11 yang berhasil melantai di BEI sepanjang tahun 2025.

Dalam aksi korporasi ini, YUPI melepas sebanyak 854.448.900 lembar saham baru, setara dengan 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan harga IPO Rp 2.390 per saham, perusahaan berhasil meraup dana segar sebesar Rp 2,042 triliun. YUPI menunjuk CIMB Niaga Sekuritas dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, serta OCBC Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.

Fokus Ekspansi: Pabrik Baru di Nganjuk dan Pasar Global

Direktur Utama YUPI, Yohanes Teja, menyatakan bahwa dana hasil IPO akan diprioritaskan untuk pembangunan pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur. Selain itu, sebagian dana juga akan dialokasikan sebagai modal kerja untuk mendukung rencana ekspansi bisnis, baik di pasar domestik maupun internasional.

"Komitmen kami adalah menghasilkan produk berkualitas yang dicintai oleh konsumen di seluruh dunia. Melalui strategi ekspansi yang terencana dengan baik, kami yakin YUPI akan memperluas kehadirannya di pasar global, sambil terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar di Indonesia," ujar Yohanes dalam seremoni pencatatan perdana saham YUPI.

Secara rinci, sekitar 77 persen dari dana IPO akan dialokasikan untuk belanja modal, terutama pembangunan pabrik baru di Nganjuk. Pabrik yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2026 ini diperkirakan membutuhkan investasi sekitar Rp 435,50 miliar. Sementara itu, 23 persen sisanya akan digunakan sebagai modal kerja untuk membiayai ekspansi bisnis di pasar domestik dan internasional. Strategi ekspansi ini diharapkan dapat memperkuat kinerja bisnis YUPI yang telah menunjukkan performa yang solid.

Kinerja Keuangan Solid

Dalam prospektus ringkasnya, YUPI mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan. Dalam setahun terakhir, laba YUPI meningkat 10 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp 484 miliar pada September 2024. Secara rata-rata, laba perusahaan tumbuh 19,6 persen sejak tahun 2021 hingga 2023.

Pendapatan perusahaan juga mengalami peningkatan yang menggembirakan, dengan pertumbuhan rata-rata 16,3 persen dalam tiga tahun terakhir. Pendapatan YUPI meningkat dari Rp 2,3 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp 3,1 triliun pada tahun 2023. Kinerja keuangan yang solid ini menjadi daya tarik utama bagi investor dalam IPO YUPI.

Dengan dana segar dari IPO dan strategi ekspansi yang jelas, YUPI optimis dapat terus meningkatkan kinerja bisnis dan memperluas pangsa pasarnya di tingkat global. Keberhasilan IPO ini menjadi langkah penting bagi YUPI dalam mewujudkan visi menjadi perusahaan kembang gula terkemuka di dunia.

Rincian Penggunaan Dana IPO:

  • 77%: Pembangunan pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur (target beroperasi 2026, perkiraan biaya Rp 435,50 miliar).
  • 23%: Modal kerja untuk ekspansi bisnis di pasar domestik dan internasional.

Kinerja Keuangan:

  • Laba (September 2024): Rp 484 miliar (naik 10% YoY).
  • Pertumbuhan Laba (2021-2023): Rata-rata 19,6% per tahun.
  • Pendapatan (2023): Rp 3,1 triliun (naik dari Rp 2,3 triliun pada 2021).