Aksi Heroik Cak Brenk: Relawan Selamatkan Ular di Banyuwangi, Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Gigitan Ular Berbisa
Aksi Heroik Cak Brenk: Relawan Selamatkan Ular di Banyuwangi, Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Gigitan Ular Berbisa
Di tengah kesunyian malam, Dicky Dwi Cahya, seorang pemuda asal Banyuwangi yang lebih dikenal dengan sapaan akrab Cak Brenk, menerima panggilan darurat. Lelah setelah seharian beraktivitas, relawan Banyuwangi Reptile Community ini dikejutkan dengan laporan mengenai seekor ular piton berukuran tiga meter yang meresahkan warga pada Minggu (23/3/2025).
Tanpa ragu, Cak Brenk segera bergabung dengan timnya untuk melakukan misi penyelamatan. Baginya, ini bukan sekadar pekerjaan sukarela, melainkan panggilan jiwa. Sejak tahun 2012, ia telah mendedikasikan diri untuk menyelamatkan berbagai jenis reptil, khususnya ular.
"Saya menekuni bidang rescue dari 2012. Kalau ular, sejak kecil sudah suka karena unik menurut saya," ungkap Cak Brenk.
Pengalamannya bersama Reptile Rescue Indonesia membekalinya dengan pengetahuan mumpuni tentang berbagai jenis ular, termasuk ular berbisa seperti kobra. Namun, misi penyelamatan tak selalu berjalan mulus. Cak Brenk pernah menjadi korban gigitan ular hijau ekor merah yang berbisa. Meskipun harus menjalani perawatan medis dengan biaya pribadi, kejadian itu tak menyurutkan semangatnya.
Selain melakukan penyelamatan, Cak Brenk juga aktif memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, terutama petani, tentang cara mengidentifikasi ular dan penanganan pertama jika terjadi gigitan. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko kesalahan penanganan yang dapat berakibat fatal.
"Kita edukasi petani yang tak jarang salah mengidentifikasi jenis ular. Kita tunjukkan bentuk fisik dan kita berikan pendampingan. Kita bagi ilmu di sana," jelasnya.
Komunitas yang awalnya hanya beranggotakan lima orang kini telah berkembang menjadi 20 anggota aktif. Mereka rutin mengadakan sosialisasi dan edukasi secara swadaya, mulai dari mengenalkan ular kepada siswa TK hingga SMA, hingga bekerja sama dengan Universitas Airlangga (UNAIR) Banyuwangi dalam memberikan materi tentang penyelamatan ular.
Untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, mereka juga sering mengadakan pertemuan di ruang terbuka hijau, di mana masyarakat dapat bertanya dan mendapatkan informasi tentang ular, cara hidup berdampingan dengan ular, dan penanganan pertama jika terkena gigitan.
Cak Brenk selalu menekankan pentingnya untuk tidak panik jika terkena gigitan ular dan segera mencari pertolongan medis di rumah sakit terdekat. Ia juga menyarankan untuk tidak menggerakkan bagian tubuh yang terkena gigitan agar bisa ular tidak menyebar dengan cepat.
"Kalau digigit di tangan, tangan jangan diayunkan. Kalau digigit di kaki, berjalan pincang," contohnya.
Cak Brenk berharap, melalui upaya-upaya yang dilakukannya, masyarakat dapat lebih memahami peran penting ular dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Meskipun seringkali dianggap sebagai hewan berbahaya, ular berperan penting dalam mengendalikan populasi hewan lain seperti tikus dan katak.
Ia juga menyoroti peningkatan populasi ular yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembangunan permukiman, kerusakan alam, dan perburuan predator ular. Ke depan, Cak Brenk berharap dapat menjalin kerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan dalam melakukan misi penyelamatan ular.
"Kita berharap bisa bekerja sama dengan Damkar. Barangkali suatu saat bisa membantu ketika dibutuhkan, kami siap," pungkasnya.
Tips Pertolongan Pertama Jika Terkena Gigitan Ular:
- Tetap tenang dan jangan panik.
- Segera cari pertolongan medis di rumah sakit terdekat.
- Usahakan untuk tidak menggerakkan bagian tubuh yang terkena gigitan.
- Jangan mencoba mengikat bagian tubuh yang terkena gigitan.
- Jangan mencoba menghisap bisa ular dari luka gigitan.
Dengan dedikasi dan keberaniannya, Cak Brenk menjadi inspirasi bagi banyak orang. Aksinya tidak hanya menyelamatkan ular, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan hidup berdampingan dengan alam.