Krisis Pendanaan USAID Ancam Pemberantasan HIV/AIDS Global: UNAIDS Prediksi Lonjakan Kasus dan Kematian
Dampak Pemotongan Dana USAID: Prediksi Suram UNAIDS Terhadap Penanggulangan HIV/AIDS
Joint United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) memperingatkan konsekuensi serius dari pemotongan atau penghentian pendanaan oleh United States Agency for International Development (USAID) terhadap program penanggulangan HIV/AIDS global. Lembaga tersebut memprediksi lonjakan signifikan kasus infeksi baru dan peningkatan drastis angka kematian terkait AIDS jika pendanaan vital ini tidak segera dipulihkan atau digantikan.
Direktur Eksekutif UNAIDS, Winnie Byanyima, dalam pernyataan yang dikutip dari Reuters, mengungkapkan kekhawatiran mendalam atas dampak penarikan dana secara tiba-tiba. Menurutnya, penutupan klinik dan pemutusan hubungan kerja ribuan tenaga kesehatan akibat krisis pendanaan akan berakibat fatal bagi upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS di seluruh dunia.
"Penarikan dana AS yang tiba-tiba ini telah menutup banyak klinik, memberhentikan ribuan pekerja kesehatan… Semua ini berarti bahwa kita memperkirakan akan melihat peningkatan infeksi baru. UNAIDS memperkirakan bahwa kita bisa melihat 2.000 infeksi baru setiap hari," ujar Byanyima.
UNAIDS memprediksi adanya penambahan 2.000 kasus infeksi HIV baru setiap hari jika pendanaan tidak segera dipulihkan. Lebih jauh lagi, UNAIDS memproyeksikan potensi terjadinya tambahan 6,3 juta kematian terkait AIDS dalam empat tahun ke depan jika pendanaan dari USAID tidak dilanjutkan setelah jeda 90 hari yang berakhir pada bulan April, atau jika tidak ada penggantian pendanaan dari sumber lain. Angka ini didasarkan pada pemodelan yang dilakukan oleh PBB. Detail lengkap mengenai metodologi pemodelan tersebut tidak dipaparkan secara rinci.
Dampak Luas dan Panggilan untuk Bertindak
Konsekuensi dari krisis pendanaan ini jauh melampaui sekadar angka statistik. Pemotongan dana USAID mengancam kemajuan yang telah dicapai selama bertahun-tahun dalam memerangi epidemi HIV/AIDS. Hal ini dapat menyebabkan:
- Peningkatan Infeksi Baru: Kurangnya akses terhadap layanan pencegahan, seperti kondom, tes HIV, dan profilaksis pra-pajanan (PrEP), akan menyebabkan peningkatan penularan virus HIV.
- Peningkatan Kematian: Akses terbatas terhadap pengobatan antiretroviral (ARV) akan menyebabkan peningkatan angka kematian di kalangan ODHA.
- Kemunduran dalam Upaya Eliminasi HIV: Upaya global untuk mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030 akan terhambat secara signifikan.
- Ketidakstabilan Sistem Kesehatan: Penutupan klinik dan pemberhentian tenaga kesehatan akan melemahkan sistem kesehatan di negara-negara yang sangat bergantung pada bantuan USAID.
Pemerintahan Trump sebelumnya membekukan pendanaan dengan alasan untuk memastikan keselarasan dengan kebijakan "America First". Meskipun Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, telah menyatakan bahwa keringanan diberikan untuk layanan penyelamatan jiwa, kekhawatiran tetap ada mengenai dampak jangka panjang dari pemotongan pendanaan ini.
Situasi ini memerlukan tindakan segera dari semua pihak terkait. Pemerintah AS, organisasi internasional, dan negara-negara donor lainnya perlu bekerja sama untuk menemukan solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi kekurangan pendanaan dan memastikan bahwa upaya global untuk mengakhiri epidemi AIDS tetap berada di jalur yang benar.