Ekspor Telur ke AS: Bapanas Utamakan Ketahanan Pangan Domestik dan Program Makan Bergizi Gratis

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memberikan tanggapan terkait wacana ekspor telur ayam ke Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya diutarakan oleh Menteri Pertanian (Mentan). Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menekankan pentingnya perhitungan matang sebelum mengambil keputusan terkait ekspor telur, mengingat komoditas ini tergolong sensitif.

"Jika produksi mencukupi, kebutuhan dalam negeri terpenuhi, dan ada stok cadangan yang memadai, ekspor bisa dipertimbangkan. Namun, perlu diingat bahwa telur adalah komoditas sensitif dan memerlukan teknologi khusus. Perhitungan yang cermat sangat diperlukan sebelum memutuskan untuk ekspor. Jika memang memungkinkan, tentu ini akan menjadi hal yang positif," ujar Arief di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (24/3/2025).

Arief menjelaskan bahwa jika produksi telur dalam negeri sudah mencukupi kebutuhan nasional, kelebihan produksi dapat dialokasikan sebagai cadangan pangan pemerintah. Jika masih terdapat surplus, barulah ekspor dapat dipertimbangkan. Namun, ia menekankan perlunya kehati-hatian dalam mengambil keputusan ini, terutama mengingat adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang membutuhkan pasokan telur yang signifikan.

"Kita harus ingat bahwa program Makan Bergizi Gratis akan menjangkau ribuan outlet. Satu outlet dapat mencakup 3 ribu penerima, yang berarti 15 juta penerima secara keseluruhan. Jika program ini menjangkau 82,9 juta penerima, maka seluruh produksi telur dalam negeri akan terserap. Oleh karena itu, kita harus sangat berhati-hati dalam memutuskan ekspor dan memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi terlebih dahulu," jelas Arief.

Berdasarkan data Bapanas pada Januari 2025, stok telur ayam ras mencapai 29.318 ton, dengan perkiraan produksi sepanjang tahun 2025 mencapai 6.479.086 ton. Sementara itu, stok daging ayam ras pada awal 2025 mencapai 83.316 ton, dengan perkiraan produksi mencapai 4.200.610 ton sepanjang tahun.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan ketertarikannya untuk mengekspor telur ayam ke Amerika Serikat (AS) mengingat adanya krisis yang terjadi di negara tersebut. Namun, ia menekankan bahwa pemenuhan kebutuhan dalam negeri, terutama untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG), menjadi prioritas utama.

"Kami tertarik untuk ekspor, tetapi kami harus memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi terlebih dahulu, terutama untuk program pangan bergizi. Jika ada kelebihan produksi, barulah kita ekspor," kata Mentan di Gedung DPR RI, Kamis (6/3/2025).

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menambahkan bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk mengekspor hingga 1,6 juta butir telur ke AS setiap bulan, mengingat surplus produksi telur ayam dalam negeri.

"Kita telah mengevaluasi neraca komoditas telur kita dan siap untuk mengekspor 1,6 juta butir telur per bulan ke Amerika. Jumlah kontainer akan disesuaikan, dan kami siap untuk berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan telur di AS," ujarnya.

Dengan demikian, Bapanas memberikan sinyal bahwa meskipun peluang ekspor telur ke AS terbuka, prioritas utama tetap pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan keberhasilan program Makan Bergizi Gratis. Keputusan terkait ekspor akan diambil berdasarkan perhitungan yang matang dan pertimbangan yang cermat terhadap ketersediaan pasokan dan kebutuhan nasional.