Antisipasi Kemacetan, Arus Mudik Lebaran di Jawa Barat Bergerak Lebih Awal

Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, pergerakan arus mudik mulai terasa di berbagai wilayah Jawa Barat. Pantauan on the ground menunjukkan peningkatan volume kendaraan dan penumpang di terminal, stasiun, dan ruas jalan tol maupun arteri. Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengimbau masyarakat untuk mudik lebih awal guna menghindari kepadatan puncak yang diprediksi terjadi pada H-3 Lebaran.

Lonjakan Penumpang di Terminal dan Antisipasi di Gerbang Tol

Terminal Cicaheum di Kota Bandung menjadi salah satu titik keberangkatan favorit bagi pemudik yang hendak menuju berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kepala Terminal Cicaheum, Asep Supriyadi, mengungkapkan adanya peningkatan jumlah penumpang dibandingkan hari biasa. Data menunjukkan lebih dari 400 penumpang diberangkatkan dari terminal tersebut pada hari sebelumnya, didominasi oleh bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan tujuan favorit Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu, bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dengan tujuan Tasikmalaya, Banjar, Cirebon, Kuningan, dan Indramayu juga mengalami peningkatan.

Di Gerbang Tol (GT) Cileunyi, Kabupaten Bandung, volume kendaraan pemudik juga terpantau meningkat. Supervisor Exit Tol Cileunyi, Agung Ginanjar, melaporkan bahwa lebih dari 14.000 kendaraan telah melintas sejak dini hari hingga siang hari. Guna mengantisipasi antrean panjang, pihak pengelola jalan tol telah mengoperasikan 11 gardu di Exit Tol Cileunyi.

Pantura Cirebon dan Inisiatif Warga Indramayu

Arus kendaraan mudik juga mulai terlihat di jalur Pantura Cirebon. Meskipun belum mengalami lonjakan signifikan, petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon, Agus, memperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada H-3 Lebaran. Selain kendaraan pribadi, peningkatan juga terlihat pada kendaraan angkutan barang yang berusaha menghindari pembatasan operasional selama periode mudik Lebaran.

Masyarakat di Indramayu menunjukkan inisiatif tinggi dalam menyambut arus mudik. Warga Desa Legok, Kecamatan Lohbener, membangun jalur penyeberangan alternatif di kolong jembatan di bawah Jalan Pantura. Pengelola penyeberangan alternatif, Kaso (60), menjelaskan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk membantu pengendara lokal menghindari kepadatan di jalur utama. Jembatan bambu, jalur terowongan, dan lampu penerangan telah disiapkan untuk memfasilitasi penyeberangan warga selama 20 hari, mulai dari sebelum hingga sesudah Lebaran.

Imbauan Mudik Lebih Awal dan Prediksi Puncak Arus Mudik

Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, mengimbau masyarakat untuk mudik lebih awal guna menghindari kemacetan parah. Dinas Perhubungan Jawa Barat memprediksi sekitar 6,02 juta orang akan melakukan perjalanan mudik pada tanggal 28 Maret 2025 atau H-3 Idul Fitri. Erwan Setiawan juga menambahkan bahwa pemerintah telah meliburkan sekolah dan memberikan kelonggaran bagi pegawai instansi untuk bekerja dari rumah, dengan tujuan memfasilitasi mudik lebih awal dan mengurangi potensi kemacetan.

Berikut point-point penting yang perlu diperhatikan:

  • Pantau Informasi Mudik: Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi terkini mengenai kondisi lalu lintas dan jadwal keberangkatan.
  • Manfaatkan Mudik Lebih Awal: Pemerintah mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan kesempatan mudik lebih awal guna menghindari kepadatan puncak.
  • Periksa Kondisi Kendaraan: Pastikan kendaraan dalam kondisi prima sebelum melakukan perjalanan jauh.
  • Utamakan Keselamatan: Selalu utamakan keselamatan selama perjalanan mudik.
  • Gunakan Jalur Alternatif: Pertimbangkan penggunaan jalur alternatif untuk menghindari kemacetan di jalur utama.

Dengan persiapan yang matang dan kesadaran bersama, diharapkan perjalanan mudik Lebaran tahun ini dapat berjalan lancar dan aman bagi seluruh masyarakat.