Legenda Bubur Teochew Singapura Berakhir: Kheng Nam Lee Tutup Pintu Setelah 36 Tahun Melayani
Akhir Sebuah Era: Kheng Nam Lee Teochew Porridge Hentikan Operasi Setelah Puluhan Tahun
Kabar duka bagi para pecinta kuliner Singapura. Restoran bubur legendaris, Kheng Nam Lee Teochew Porridge, resmi menutup pintunya pada 20 Maret lalu. Penutupan ini menandai berakhirnya sebuah era bagi bisnis keluarga yang telah melayani masyarakat selama 36 tahun.
Keputusan berat ini diambil oleh pemiliknya, pasangan lansia Tong Suan Toon (73) dan Phang Oi Lin (70), karena alasan kesehatan dan keinginan untuk menikmati masa pensiun. Kondisi kesehatan Tong Suan Toon yang menurun, termasuk riwayat stroke sejak lima tahun lalu, menjadi faktor utama dalam pertimbangan ini. Roy Tong, putra tertua pasangan tersebut, mengungkapkan bahwa orang tuanya ingin beristirahat setelah puluhan tahun berdedikasi dalam bisnis kuliner.
- "Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada setiap pelanggan kami yang berharga atas kesetiaan dan dukungan mereka selama bertahun-tahun," tulis pihak Kheng Nam Lee dalam unggahan Facebook yang mengumumkan penutupan tersebut.
Kheng Nam Lee Teochew Porridge bukan sekadar restoran bubur biasa. Tempat ini telah menjadi bagian dari sejarah kuliner Singapura. Sebelum menjadi restoran bubur, lokasi tersebut telah menjadi kedai kopi selama 70 tahun. Pada tahun 1989, orang tua Roy Tong mengambil alih tempat tersebut dan mengubahnya menjadi restoran yang menyajikan bubur khas Teochew.
Selama masa jayanya, Kheng Nam Lee dikenal dengan hidangan buburnya yang lezat dan beragam lauk pauk pendamping. Pelanggan dapat menikmati bubur dengan berbagai pilihan, mulai dari olahan babi, dada bebek, hingga tumisan sayuran. Kelezatan hidangan Kheng Nam Lee telah menarik perhatian banyak kalangan, termasuk selebriti terkenal seperti Andy Lau dan Chow Yun Fat.
- Menu Andalan Kheng Nam Lee:
- Bubur Teochew Original
- Aneka Olahan Babi
- Dada Bebek
- Tumisan Sayuran
Penutupan Kheng Nam Lee Teochew Porridge menimbulkan kesedihan mendalam bagi banyak pelanggan setianya. Unggahan Facebook pengumuman penutupan dibanjiri komentar dari netizen yang mengungkapkan rasa kehilangan mereka. Banyak yang mengenang momen-momen indah yang mereka alami di restoran tersebut, sementara yang lain menyesalkan hilangnya salah satu ikon kuliner Singapura.
Namun, di tengah kesedihan tersebut, ada pula komentar yang mengkritik harga yang dianggap terlalu mahal. Ini menunjukkan bahwa, seperti bisnis kuliner lainnya, Kheng Nam Lee juga menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan antara kualitas, harga, dan persaingan pasar.
Terlepas dari berbagai komentar dan opini, satu hal yang pasti adalah Kheng Nam Lee Teochew Porridge telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah kuliner Singapura. Penutupannya menandai berakhirnya sebuah era, namun kenangan akan kelezatan bubur dan keramahan pelayanannya akan terus hidup dalam ingatan para pelanggannya.