Investasi Hijau: JETP Kucurkan Rp 18,5 Triliun untuk 54 Proyek Transisi Energi di Indonesia
Investasi Hijau: JETP Kucurkan Rp 18,5 Triliun untuk 54 Proyek Transisi Energi di Indonesia
Jakarta, Indonesia – Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam transisi energi dengan menerima kucuran dana sebesar US$ 1,1 miliar atau setara dengan Rp 18,5 triliun (kurs Rp 16.500) dari skema pendanaan transisi energi Just Energy Transition Partnership (JETP). Dana ini akan dialokasikan untuk mendukung 54 proyek strategis yang tersebar di berbagai sektor energi terbarukan dan efisiensi energi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa pendanaan ini merupakan bukti nyata dukungan internasional terhadap upaya Indonesia dalam mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Dari 54 proyek tersebut, 9 di antaranya akan menerima pendanaan dalam bentuk pinjaman atau ekuitas, sementara sisanya, 45 proyek, akan menerima hibah dengan total nilai mencapai US$ 233 juta.
"Implementasi JETP ini sebanyak 54 proyek telah menerima dukungan pendanaan internasional dengan komitmen US$ 1,1 miliar," kata Airlangga dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta, Senin (24/3/2025).
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa International Partners Group (IPG) juga telah mengamankan jaminan senilai US$ 1 miliar melalui multilateral development banks guarantee. Jaminan ini akan semakin mempercepat realisasi proyek-proyek transisi energi bersih di seluruh Indonesia.
Proyek-Proyek Strategis Penerima Pendanaan
Beberapa proyek penting yang akan menerima pendanaan dari JETP antara lain:
- Pengembangan Panas Bumi (Geothermal) Muara Laboh, Sumatera Barat: Proyek ini diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2027 dan berkontribusi signifikan dalam penyediaan energi bersih di wilayah Sumatera.
- Proyek Fotovoltaik di Saguling: Proyek ini akan meningkatkan kapasitas energi surya di Indonesia dan mendukung diversifikasi sumber energi.
- Proyek Dekarbonisasi Pembangkit Listrik Cirebon Power: Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dari pembangkit listrik tenaga batu bara yang berlokasi di Cirebon.
- Proyek Waste to Energy di Legok Nangka, Jawa Barat: Proyek ini mengubah sampah menjadi energi, mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir dan menghasilkan energi terbarukan.
Komitmen Pendanaan Tetap Berjalan
Airlangga juga menegaskan bahwa meskipun Amerika Serikat memutuskan untuk tidak melanjutkan keikutsertaannya dalam program JETP, komitmen pendanaan sebesar US$ 20 miliar atau setara dengan Rp 330 triliun tetap berjalan. Jerman dan Jepang akan tetap menjadi co-lead JETP, memastikan keberlanjutan program ini dan dukungan terhadap transisi energi di Indonesia.
"Jerman dan Jepang untuk tetap menjadi co-lead JETP, walaupun Amerika mengundurkan diri. Jadi ini komitmen untuk JETP dilanjutkan. Dan targetnya adalah untuk mendukung transisi energi di Indonesia menuju net zero emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat," tegasnya.
Indonesia tetap berkomitmen untuk mencapai target penurunan emisi sebesar 31,89% secara mandiri dan 43% dengan dukungan pendanaan internasional pada tahun 2030. Untuk mencapai target ambisius ini, pemerintah telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Transisi Energi dan Ekonomi Hijau berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator (Kepmenko) Bidang Perekonomian Nomor 141 Tahun 2025.
Satgas ini terdiri dari empat kelompok kerja utama, yaitu:
- Energi Hijau
- Industri Hijau
- Kemitraan dan Investasi Hijau
- Pengembangan Sosial, Ekonomi, dan Sumber Daya Manusia
Satgas ini akan berperan penting dalam mengkoordinasikan dan mempercepat implementasi program-program transisi energi di seluruh sektor, memastikan Indonesia dapat mencapai target iklimnya dan membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan.