Infrastruktur Kaltim Ditingkatkan: Pemprov Gelontorkan Rp 2,6 Triliun untuk Atasi Jalan Rusak di Mahakam Ulu dan Kutai Barat
Jalan Rusak di Mahakam Ulu dan Kutai Barat Jadi Sorotan, Pemprov Kaltim Ambil Tindakan
Kerusakan infrastruktur jalan yang memprihatinkan di wilayah Mahakam Ulu (Mahulu) dan Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur, telah memicu keluhan luas dari masyarakat setempat. Kondisi jalan yang berlubang, berlumpur, dan sulit dilalui, terutama saat musim hujan, telah menimbulkan dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, mulai dari transportasi hingga akses ke layanan publik.
Warga di kedua kabupaten tersebut merasakan dampak langsung dari kerusakan jalan. Para sopir angkutan umum mengalami peningkatan biaya operasional akibat kerusakan kendaraan yang sering terjadi. Petani kesulitan mendistribusikan hasil pertanian mereka ke pasar, sementara akses ke fasilitas kesehatan menjadi terhambat, terutama dalam situasi darurat.
Dampak Kerusakan Jalan terhadap Kehidupan Masyarakat
Kondisi jalan yang buruk tidak hanya memperlambat mobilitas, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan. Agus, seorang sopir travel yang melayani rute Mahulu-Samarinda, mengungkapkan bahwa ia harus mengeluarkan biaya perawatan kendaraan yang lebih besar setiap bulannya. "Setiap bulan harus servis, ganti sparepart. Kadang ada mobil teman yang terbalik karena jalan licin," ujarnya.
Martinus, seorang petani, juga mengeluhkan mahalnya biaya transportasi hasil kebun ke kota akibat jalan rusak. "Kami kesulitan membawa hasil tani ke kota. Ongkos naik karena kendaraan sering rusak atau harus ambil jalur alternatif yang lebih jauh," katanya.
Maria, warga Kampung Ujoh Bilang, menyoroti kesulitan mengakses fasilitas kesehatan. Ia menceritakan bahwa ambulans sering terlambat datang karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan. "Kalau ada orang sakit parah, kami sering kesulitan mencari kendaraan yang bisa lewat. Kadang harus pakai perahu kalau jalannya sudah tidak bisa dilewati," ungkapnya.
Pemprov Kaltim Prioritaskan Perbaikan Jalan
Menanggapi keluhan masyarakat, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menjadikan perbaikan jalan di Mahulu dan Kubar sebagai prioritas utama dalam pembangunan infrastruktur tahun 2025. Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kondisi infrastruktur jalan di wilayah tersebut.
"Kami menargetkan perbaikan jalan dari Kutai Kartanegara hingga Mahakam Ulu rampung dalam tiga tahun. Infrastruktur yang baik akan memperlancar akses masyarakat dan mendukung distribusi barang," ujar Seno Aji.
Sebagai wujud keseriusan, Pemprov Kaltim telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp2,6 triliun untuk proyek perbaikan jalan ini. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kaltim, Aji Fitrah Fernanda, menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kondisi jalan mantap di Kaltim dari 82 persen menjadi 85 persen dalam waktu dekat.
"Kami ingin memastikan proyek ini berjalan sesuai target sehingga masyarakat bisa segera merasakan manfaatnya," kata Aji Fitrah Fernanda.
Proyek Infrastruktur Lainnya di Kaltim
Selain perbaikan jalan di Mahulu dan Kubar, Pemprov Kaltim juga akan melaksanakan proyek infrastruktur lainnya pada tahun ini, termasuk:
- Jalur Tanjung Redeb–Talisayan (Berau)
- Kaliorang (Kutai Timur)
- Pembangunan Jembatan Sei Nibung di Kutai Timur
Pemprov Kaltim menegaskan bahwa efisiensi anggaran tidak akan menghambat proyek-proyek prioritas ini. Pemerintah bertekad untuk terus mendorong konektivitas, kelancaran logistik, dan pertumbuhan ekonomi, terutama di wilayah pedalaman.
Dengan investasi yang signifikan dan komitmen yang kuat, Pemprov Kaltim berharap dapat mengatasi masalah infrastruktur jalan yang selama ini menjadi kendala bagi masyarakat di Mahakam Ulu, Kutai Barat, dan wilayah lainnya di Kalimantan Timur. Peningkatan kualitas jalan diharapkan dapat meningkatkan mobilitas, mengurangi biaya transportasi, dan meningkatkan akses ke layanan publik, sehingga pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.