Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Mantan Mahasiswa Unair: Polisi Menunggu Laporan Resmi
Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Mantan Mahasiswa Unair: Polisi Menunggu Laporan Resmi
Polrestabes Surabaya hingga kini masih menunggu laporan resmi terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang mantan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berinisial JHPM (22). Dugaan tersebut mencuat setelah beredarnya informasi di media sosial mengenai aktivitas JHPM yang diduga merekam aktivitas perempuan di toilet sejumlah lokasi, termasuk di lingkungan kampus Unair, dan menjual video rekaman tersebut dengan harga bervariasi antara Rp 100.000 hingga Rp 700.000. Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Aris Purwanto, menegaskan belum menerima laporan resmi terkait kasus ini dan menekankan pentingnya laporan resmi untuk memulai proses investigasi.
"Hingga saat ini, kami belum menerima laporan resmi mengenai kasus yang viral di media sosial. Tanpa adanya laporan resmi, proses penyelidikan tidak dapat dimulai," ungkap Aris dalam keterangannya kepada wartawan pada Rabu, 5 Maret 2025. Informasi awal mengenai kasus ini berawal dari unggahan di akun X (@aarummanis) yang menampilkan bukti-bukti berupa foto wajah terduga pelaku, percakapan, klarifikasi, dan ijazah yang menunjukkan status JHPM sebagai alumni Unair. Unggahan tersebut juga menyebutkan lokasi-lokasi dugaan perekaman, termasuk toilet di gedung kampus Unair A, B, dan C, serta ASEEC Tower. Lebih jauh, informasi tersebut mengindikasikan bahwa JHPM diduga juga merekam di toilet beberapa pusat perbelanjaan di Surabaya dan Sidoarjo.
Pihak Unair sendiri telah mengkonfirmasi bahwa JHPM merupakan alumni kampus tersebut. Prof. Sarkawi B. Husain, Kepala Program Studi Ilmu Sejarah FIB Unair, menyatakan bahwa pihak fakultas telah melakukan rapat internal terkait kasus ini dan menegaskan bahwa tindakan JHPM tidak berkaitan dengan institusi Unair. "Kami akan segera merilis siaran pers resmi terkait hal ini. Yang perlu ditekankan adalah tindakan yang dilakukan alumni tersebut sepenuhnya merupakan tindakan pribadi dan tidak terkait dengan aktivitas atau kegiatan Unair," tegas Sarkawi pada Selasa, 4 Maret 2025. Pihak Unair menekankan komitmennya untuk menjaga lingkungan kampus yang aman dan bebas dari tindakan pelecehan seksual.
Kasus ini semakin diperparah dengan informasi yang menyebutkan bahwa JHPM pernah tertangkap basah melakukan perekaman di toilet Trans Icon Mall Surabaya, namun tidak jera dan justru mengulangi perbuatannya. Hal ini menimbulkan kemarahan di kalangan warganet dan menyerukan agar kepolisian segera mengambil tindakan. Selain itu, muncul spekulasi mengenai kemungkinan keterlibatan JHPM dalam sindikat jual beli video porno. Polisi berharap agar korban atau pihak yang memiliki informasi terkait kasus ini segera membuat laporan resmi agar proses penyelidikan dapat segera dilakukan secara efektif dan tuntas. Proses hukum akan berjalan setelah adanya laporan resmi dan bukti-bukti yang kuat.
Berikut poin-poin penting dari kasus ini:
- Dugaan pelecehan seksual oleh mantan mahasiswa Unair, JHPM.
- Perekaman korban perempuan di toilet kampus dan pusat perbelanjaan.
- Penjualan video rekaman dengan harga tinggi (Rp 100.000 - Rp 700.000).
- Polisi menunggu laporan resmi untuk memulai penyelidikan.
- Unair menegaskan tidak ada keterkaitan antara tindakan JHPM dengan institusi.
- Potensi keterlibatan sindikat jual beli video porno.
- Seruan dari warganet agar polisi segera bertindak.
Proses hukum akan berlanjut setelah laporan resmi diterima dan proses investigasi dimulai. Polisi mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan memberikan informasi kepada pihak berwenang jika memiliki bukti atau informasi terkait kasus ini untuk mempercepat proses hukum dan memberikan keadilan bagi korban.