Serangan KKB di Yahukimo Tewaskan Guru dan Lukai Tenaga Kesehatan, Bupati Angkat Bicara
Tragedi Anggruk: Bupati Yahukimo Berduka Atas Serangan KKB yang Tewaskan Guru dan Lukai Nakes
Jayapura, Papua Pegunungan - Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, mengungkapkan rasa duka dan keterkejutannya atas aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Yahukimo. Serangan yang terjadi pada Jumat (21/3) tersebut mengakibatkan seorang guru meninggal dunia dan melukai tujuh orang lainnya, termasuk tenaga kesehatan (nakes).
"Kami sangat terpukul dengan kejadian ini. Selama ini, Yahukimo dikenal sebagai daerah yang aman dan damai. Serangan ini sangat mengejutkan dan menimbulkan kesedihan mendalam bagi seluruh masyarakat," ujar Bupati Yahuli dalam keterangan resminya, Senin (24/3/2025).
Bupati Yahuli menjelaskan bahwa selain satu korban meninggal, terdapat tiga orang mengalami luka berat dan empat orang luka ringan. Ia membantah informasi yang beredar mengenai jumlah korban meninggal mencapai enam atau tujuh orang. Setelah melakukan verifikasi langsung di lapangan, dipastikan hanya satu guru yang menjadi korban jiwa.
"Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya guru yang telah berdedikasi dalam mencerdaskan anak-anak Yahukimo. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," tuturnya.
Seluruh korban, baik yang meninggal maupun luka-luka, telah dievakuasi ke Jayapura pada Minggu (23/3) dengan pengawalan ketat dari aparat TNI dan Polri. Evakuasi ke Jayapura dilakukan mengingat fasilitas kesehatan di Yahukimo yang masih terbatas untuk menangani luka-luka berat.
"Kami telah mengerahkan segala sumber daya yang ada, termasuk tiga helikopter TNI dan lima pesawat sipil, untuk mempercepat proses evakuasi. Wakil Bupati juga langsung terjun ke lokasi kejadian untuk memantau situasi," imbuhnya.
Bantahan Terkait Status Guru dan Nakes
Bupati Yahuli juga menepis isu yang menyebutkan bahwa guru dan nakes yang bertugas di Distrik Anggruk merupakan tenaga baru atau bahkan berasal dari unsur TNI/Polri. Ia menegaskan bahwa seluruh guru dan nakes direkrut melalui proses seleksi yang terbuka dan transparan sejak tahun 2021.
"Kami selalu menekankan bahwa persyaratan utama dalam rekrutmen adalah memiliki keyakinan agama Kristen, percaya kepada Yesus Kristus, telah dibaptis, dan bersedia menjadi guru misionaris," jelasnya.
Proses verifikasi calon guru dan nakes dilakukan secara ketat selama 30 hari di Jayapura, meliputi pengecekan latar belakang pendidikan (minimal S1 di bidang pendidikan atau bidang lain yang relevan) serta komitmen untuk melayani masyarakat di daerah terpencil.
"Saya tegaskan sekali lagi, guru dan nakes yang bertugas di Anggruk bukan anggota TNI/Polri. Jika ada pihak yang memiliki bukti sebaliknya, silakan tunjukkan kepada saya. Saya siap bertanggung jawab penuh jika tuduhan itu benar," tegas Bupati Yahuli.
Ia menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Yahukimo menjunjung tinggi etika dan moral dalam menjalankan pemerintahan. Rekrutmen guru dan nakes dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat Yahukimo, khususnya di daerah-daerah terpencil.
"Kami ingin memastikan bahwa generasi muda Yahukimo memiliki akses terhadap pendidikan yang berkualitas, sehingga mereka dapat bersaing di era globalisasi. Ini adalah upaya kami untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi daerah ini," pungkasnya.
Selain menelan korban jiwa dan luka-luka, serangan KKB di Distrik Anggruk juga mengakibatkan kerusakan pada fasilitas umum, seperti gedung sekolah dan puskesmas, yang dibakar oleh para pelaku.
Dampak Serangan KKB:
- Satu guru meninggal dunia.
- Tujuh orang luka-luka (termasuk nakes).
- Gedung sekolah dan puskesmas dibakar.
- Trauma dan ketakutan di kalangan masyarakat.