Warga Geram, Ancam Gelar Aksi Lebih Besar Jika Bau Busuk RDF Rorotan Kembali Tercium

Kemarahan Warga Memuncak: Aksi Protes Lebih Besar Mengancam Balai Kota Terkait Bau Tak Sedap RDF Rorotan

Jakarta - Gelombang protes terhadap Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jakarta Utara, semakin membesar. Warga yang terdampak bau busuk yang diduga berasal dari fasilitas pengolahan sampah tersebut, mengancam akan menggelar aksi demonstrasi yang lebih besar di depan Balai Kota Jakarta jika masalah pencemaran udara ini kembali terjadi. Ancaman ini merupakan eskalasi dari unjuk rasa sebelumnya yang dilakukan oleh warga dari tiga wilayah, yaitu Perumahan Jakarta Garden City (JGC) Jakarta Timur, Harapan Indah Bekasi, dan Rorotan, di depan lokasi RDF Rorotan.

"Akan ada aksi demonstrasi yang lebih besar lagi ke Balai Kota," tegas Wahyu Andre, Ketua RT 18/RW 14 Perumahan JGC Klaster Shinano, kepada awak media. Pernyataan ini mencerminkan kekecewaan mendalam warga terhadap penanganan masalah bau busuk dan polusi udara yang dihasilkan oleh RDF Rorotan.

Tuntutan yang Belum Terpenuhi dan Ancaman Laporan Polisi

Selain mengancam dengan aksi demonstrasi lanjutan, warga juga berencana melaporkan pihak pengelola RDF Rorotan ke aparat penegak hukum. Langkah ini diambil sebagai bentuk ketidakpercayaan warga terhadap solusi yang ditawarkan oleh pihak pengelola dan pemerintah daerah.

"Akan laporkan ke pihak aparat penegak hukum," imbuh Wahyu, menunjukkan keseriusan warga dalam menuntut pertanggungjawaban atas dampak kesehatan dan lingkungan yang mereka alami.

Mediasi antara warga dan pihak RDF Rorotan memang telah dilakukan setelah aksi protes sebelumnya. Salah satu poin penting dalam mediasi tersebut adalah penghentian sementara kegiatan operasional RDF Rorotan hingga perbaikan fasilitas dilakukan untuk mengatasi masalah bau dan polusi udara. Namun, kesepakatan ini dinilai belum cukup untuk meredam kemarahan warga.

"Warga masih belum puas. Keinginan sesungguhnya adalah RDF dipindahkan saja ke lokasi lain," ungkap Wahyu, menggarisbawahi tuntutan utama warga yang menginginkan solusi permanen dengan memindahkan lokasi RDF Rorotan.

Dampak Kesehatan dan Kekhawatiran Warga

RDF Rorotan saat ini tengah menjalani uji coba pengelolaan sampah. Namun, uji coba ini justru menjadi sumber masalah baru bagi warga sekitar. Bau busuk dan polusi asap hitam yang dihasilkan oleh proses pengolahan sampah telah menyebar ke perumahan warga, menyebabkan gangguan kesehatan yang signifikan.

Laporan menyebutkan bahwa sekitar 11 anak dilaporkan menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan tiga anak lainnya mengalami infeksi mata akibat dampak dari operasional RDF Rorotan. Kondisi ini semakin memperburuk kekhawatiran warga dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan lebih tegas.

Tawaran Gubernur Ditolak, Aksi Protes Berlanjut

Gubernur Jakarta, Pramono Anung, sebelumnya telah menemui warga terdampak dan menawarkan sejumlah solusi, termasuk menanggung biaya pengobatan warga yang sakit dan berjanji untuk mencari cara agar RDF Rorotan tidak lagi menimbulkan bau dan polusi. Namun, tawaran ini ditolak oleh warga, yang kemudian memilih untuk melanjutkan aksi unjuk rasa.

Aksi demonstrasi pada Jumat (21/3/2025) lalu berujung pada penghentian kegiatan pengolahan sampah di RDF Jakarta. Kesepakatan ini tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara warga dan pengelola RDF Plant Jakarta. Namun, warga tetap bersikeras bahwa penghentian sementara bukanlah solusi jangka panjang, dan mereka akan terus berjuang hingga tuntutan pemindahan lokasi RDF Rorotan dipenuhi.

Daftar Tuntutan Warga:

  • Penghentian Permanen Operasional RDF Rorotan
  • Pemindahan Lokasi RDF Rorotan ke Tempat yang Lebih Jauh dari Pemukiman Warga
  • Tanggung Jawab Penuh atas Biaya Pengobatan Warga yang Terdampak
  • Jaminan Kesehatan dan Keamanan Lingkungan bagi Warga Sekitar