Siti Ruhaini Dzuhayatin, Eks Stafsus Jokowi, Ditunjuk Jadi Duta Besar RI untuk Uzbekistan
Siti Ruhaini Dzuhayatin Dipercaya Mengemban Amanah Sebagai Duta Besar RI untuk Uzbekistan
Jakarta – Kabar baik datang dari dunia diplomasi Indonesia. Siti Ruhaini Dzuhayatin, seorang tokoh yang dikenal luas atas pengabdiannya sebagai Staf Khusus Bidang Keagamaan Internasional Presiden Joko Widodo, akan segera mengemban tugas baru sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Uzbekistan. Penunjukan ini menandai babak baru dalam karier panjangnya, sekaligus memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan negara di Asia Tengah tersebut.
Pelantikan Siti Ruhaini Dzuhayatin bersama dengan 30 duta besar lainnya dijadwalkan berlangsung pada Senin, 24 Maret 2025, di Istana Negara. Informasi ini dikonfirmasi oleh anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-P, TB Hasanuddin, yang menyatakan bahwa nama Siti Ruhaini telah masuk dalam daftar final yang disetujui.
Profil Singkat Siti Ruhaini Dzuhayatin
Siti Ruhaini Dzuhayatin bukan nama baru di kancah pemerintahan dan akademisi. Sebelum penugasan sebagai Duta Besar, beliau aktif sebagai:
- Staf Khusus Bidang Keagamaan Internasional Presiden Joko Widodo.
- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Republik Indonesia (2020-2024).
- Direktur Kalijaga Institute for Justice (KIJ), UIN Sunan Kalijaga.
Pengalaman luas di berbagai bidang ini menjadi bekal berharga bagi Siti Ruhaini dalam menjalankan tugasnya sebagai perwakilan negara di Uzbekistan. Keterlibatannya dalam isu-isu keagamaan internasional, pemahaman mendalam tentang dinamika sosial-politik, serta jaringan yang luas diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Uzbekistan.
Daftar Lengkap 31 Duta Besar yang Akan Dilantik
Berikut adalah daftar lengkap 31 Duta Besar yang akan dilantik bersama Siti Ruhaini Dzuhayatin:
- Penny Dewi Herasati: Hungaria
- Siti Ruhaini Dzuhayatin: Republik Uzbekistan, merangkap Republik Kyrgyzstan
- Dicky Komar: Republik Lebanon
- Agus Priyono: Republik Suriname, merangkap Republik Kooperatif Guyana
- Andreano Erwin: Republik Serbia, merangkap Montenegro
- Hersindaru Arwityo Ibnu Wiwoho Wahyutomo: Republik Finlandia, merangkap Republik Estonia
- Yayan Ganda Hayat Mulyana: Kerajaan Swedia, merangkap Republik Latvia
- Fikry Cassidy: Bolivarian Venezuela, merangkap Persemakmuran Dominika, Grenada, Saint Lucia, Saint Vincent dan The Grenadines, dan Republik Trinidad dan Tobago
- Hendra Halim: Republik Panama, merangkap Republik Honduras, Republik Kosta Rika, dan Republik Nikaragua
- Tyas Baskoro Her Witjaksono Adji: Republik Kenya, merangkap Republik Demokratik Kongo, Republik Federal Somalia, Republik Uganda, United Nations Environmental Programme (UNEP), dan United Nations Human Settlement Programme (UN-HABITAT)
- Mirza Nurhidayat: Republik Namibia, merangkap Republik Angola
- Ardian Wicaksono: Republik Senegal, merangkap Republik Cabo Verde, Republik Gambia, Republik Guinea-Bissau, Republik Mali, Republik Pantai Gading, dan Republik Sierra Leone
- Siti Nugraha Mauludiah: Kerajaan Denmark, merangkap Republik Lithuania
- Junimart Girsang: Republik Italia, merangkap Republik Malta, Republik San Marino, Republik Siprus, Food and Agriculture Organization (FAO), International Fund for Agricultural Development (IFAD), World Food Programme (WFP), dan International Institute for the Unification of Private Law (UNIDROIT)
- Cecep Herawan: Republik Korea
- Agung Cahaya Sumirat: Republik Kamerun, merangkap Republik Chad, Republik Guinea Ekuatorial, Republik Gabon, Republik Kongo, dan Republik Afrika Tengah
- Chandra Warsenanto Sukotjo: Republik Islam Pakistan
- Listiana Operananta: Republik Bulgaria, merangkap Republik Albania dan Republik Makedonia Utara
- Manahan M. P. Sitompul: Bosnia dan Herzegovina
- Rolliansyah Soemirat: Republik Islam Iran, merangkap Turkmenistan
- Kartika Candra Negara: Republik Mozambique, merangkap Republik Malawi
- Bambang Suharto: Republik Federal Nigeria, merangkap Republik Benin, Republik Burkina Faso, Republik Ghana, Republik Kongo, Republik Liberia, Republik Niger, Republik Demokratik Sao Tome dan Principe, Republik Togo, dan ECOWAS
- Muhsin Syihab: Kanada, merangkap International Civil Aviation Organization (ICAO)
- Simon Djatmoko Irwantoro Soekarno: Republik Kuba, merangkap Persemakmuran Bahama, Republik Dominika, Republik Haiti, dan Jamaika
- Susi Marleny Bachsin: Republik Portugal
- Marsekal TNI (Purn.) Yuyu Sutisna: Kerajaan Maroko, merangkap Republik Islam Mauritania
- Arief Hidayat: Republik Zimbabwe, merangkap Republik Zambia
- Didik Eko Pujianto: Republik Irak
- Rina Prihtyasmiarsi: Republik Ceko
- Vedi Kurnia Buana: Republik Chile
- Faizal Chery Sidharta: Republik Demokratik Federal Ethiopia, merangkap Republik Djibouti, Negara Eritrea, dan African Union
Penunjukan dan pelantikan duta besar ini diharapkan dapat semakin memperkuat hubungan diplomatik Indonesia dengan berbagai negara di seluruh dunia.